Tulungagung – Klenteng Tjoe Tik Kiong di Tulungagung kini tengah sibuk mempersiapkan diri untuk menyambut perayaan Imlek 2570 pekan depan. Diantara kesibukkan itu, sembilan ibu-ibu nampak semangat berlatih, memainkan Lung She Wuk, atau seni olah raga dan tarian Liang-Liong di halaman Klenteng yang dibangun tahun 1865 tersebut.
Tangan mereka fokus menggenggam tongkat penopang badan Liong atau naga, sembari menirukan gerakan pelatih.
Meski terlihat cukup semangat, namun usia tak mampu dibohongi. Mereka nampak kewalahan, merubah formasi yang dikehendaki pelatih. Setiap pergantian formasi terlihat sedikit melambat, bahkan saat atraksi melompati bagian tubuh Liong sepanjang 20 meter ini, mereka terlihat sedikit kerepotan.
“tetap semangat,” kata Tan Waras Nio, salah satu penari Liong menyemangati diri dan rekan rekannya.
Untuk berlatih ini, mereka rela meninggalkan rutinitas sebagai ibu rumah tangga.
Sementara itu, menurut Robbin pelatih naga Liong, gerakan yang diberikan telah disesuaikan dengan para pemainnya.
“sebenarnya gerakan tarian, jurus, gaya dan formasi naga liong ini banyak sekali, namun para pemain kebanyakan ibu-ibu yang usianya tidak muda lagi sehingga gerakan kita pilih dan disesuikan dengan usia mereka,” ujar Robbin disela latihan
Meski keberadaan seni tari Liong yang berasal dari daratan Tiongkok tetap eksis di Indonesia namun ironis, banyak dari generasi muda keturunan Tionghoa nyaris enggan memainkan tarian asli leluhurnya. Sehingga banyak dari warga lokal yang turut bergabung dalam kesenian itu.
Sebelumnya dalam persipan menjelang Imlek ini, pihak Klenteng juga melakukan pembersihan areal peribadatan. Klenteng dihias sedemikian rupa. Mereka juga mengganti jubah Mak Co. Dewa yang mempunyai nama lengkap Mak Co Tian Shang Sheng Mu ini merupakan Dewi Laut, Dewa utama di Klenteng tersebut. (pam/ydk)