Tulungagung (Jatimsmart.id) – Pemerintah Kabupaten Tulungagung menggelar tradisi jamasan Tombak Kyai Upas. Tradisi yang telah menjadi warisan budaya ini dilakukan setiap tahun, pada hari Jumat di bulan Suro dalam penanggalan jawa.
Pusaka Tombak Kyai Upas ini diyakini milik Bupati Tulungagung terdahulu yang diturunkan secara turun-temurun ke pemimpin daerah saat ini.
Menurut sejarah, Tombak Kyai Upas merupakan pusaka milik Ki Ageng Mangir, menantu Raja Mataram yang menolak tunduk. Setelah Ki Ageng Mangir meninggal, Tombak Kyai Upas ini kemudian disimpan di pendopo kanjengan Tulungagung.
Selain itu pusaka ini juga berkaitan dengan sejarah berdirinya Kabupaten Tulungagung. Pusaka ini disimpan di area Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah setempat.
Seperti sebelumnya, ritual jamasan Tombak Kyai Upas ini diawali dengan kirab kesenian reog, yang mengiringi dayang atau putri yang membawa air dari 9 sumber. Air tersebut kemudian dicampur dengan kembang tujuh rupa untuk menjamas atau membersihkan tombak Kyai Upas.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengatakan kegiatan ini merupakan tradisi rutin yang dilakukan setiap tahun. Selain melestarikan tradisi, jamasan ini juga bertujuan untuk membersihkan karat yang ada pada bagian mata pusaka.
“Jadi tidak hanya menjamas saja, tadi juga tarian reog kendang juga, harapannya bisa menjadi destinasi wisata juga,” ujarnya, Jumat 12 Agustus 2022.
Sementara itu, Pegiat Budaya Kemendikbud Ristek, Monish Pandu Hapsari mengatakan ritual jamasan Tombak Kyai Upas ini sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak 2019 lalu.
Selain jamasan Tombak Kyai Upas, di Tulungagung terdapat dua ritual lain yang juga terdaftar dalam Warisan Budaya Tak Benda. Yakni tradisi ulur ulur dan manten kucing. (Pam/jek)