Kediri (Jatimsmart.id) – Nur Kholis masih ingat betul, tentang tragedi pembacokan di Dusun Bangun Mulyo, Desa Pojok, Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, yang hampir merenggut nyawanya. Nur Kholis hampir tewas di tangan Riyanto (35), pemuda desa setempat, yang secara brutal membacok 10 orang keluarga dan tetangganya, Senin siang itu.
“Waktu itu saya lihat Riyanto di Poskamling depan situ, bawa arit (sabit). Dia saya tanya mau apa, katanya mau cari anak tapi anak siapa tidak jelas. Katanya mau diajak cari rumput. Tapi semakin mendekat ke saya, terus saya kabur dikejar,” kata Nur Kholis yang menjadi saksi kunci tragedi berdarah ini.
Saat itu menurut Nur Kholis, Riyanto datang dengan tatapan kosong. Mukanya menghitam dan sulit dikenali. Tangannya menggenggam sabit yang mengkilat berukuran besar.
“Wajahnya hitam sekali, sampai istri saya tidak mengenali. Tatapannya kosong,” imbuhnya.
Nur Kholis lari menyelamatkan diri ke arah kandang belakang rumahnya. Dia kemudian masuk ke rumah Aziz, mertuanya. Dia berhasil mengunci pintu. Tapi Riyanto terus mendobrak hingga akhirnya pintu terbuka. Nur Kholis pun kembali kabur ke arah depan.
“Pintu itu didobrak sama Riyanto, dia masuk rumah. Nah saat itu mertua saya pak Aziz keluar, karena mungkin ramai, beliau nanya ada apa, terus ketemu Riyanto langsung dibacok,” lanjutnya. Aziz tewas dalam peristiwa ini. Adik Nur Kholis juga turut menjadi korban aksi brutal Riyanto.
Nur Kholis tak sempat menyelamatkan adik dan mertuanya. Dia kembali kabur ke arah timur. Dia kemudian kembali bertemu Riyanto di sebuah sumur warga.
Riyanto terus mengejar. Dia juga sempat melayangkan bacokan tapi ditangkis oleh Nur Kholis dengan timba sumur.
Setelah itu, orang tua Riyanto yang dipanggil oleh istri Nur Kholis, Siti Khotimah datang menenangkan pelaku. Nur Kholis pun kembali kabur.
“Saat itu orang tua Riyanto bilang, sadar Nak. Istighfar,” kata Kholis menirukan kalimat orang tua Riyanto.
Orang tua Riyanto, Siswo dan Tuminah gagal menenangkan anaknya. Keduanya justru terkena bacokan pelaku yang kemudian kembali mengejar Nur Kholis.
Nur Kholis yang terus berlari, bertemu Kasianto. Kasianto dan istrinya, Mujayanah tak luput dari amukan Riyanto. Mujayanah tewas saat mencoba menyelamatkan suaminya, sementara Kasianto harus dirawat di rumah sakit.
“Setelah bertemu pak Kasianto saya sudah tidak ingat apa-apa. Saya jatuh tidak tahu di rumah siapa, di dapur warga. Sepertinya sudah tidak sadarkan diri,” lanjutnya.
Nur Kholis mengalami luka-luka di tangannya. Dia tak tahu persis kenapa luka itu. Dia hanya terus menyelematkan diri. Saat ini dia masih mengalami trauma berat.
Di belakang rumah mertuannya, dia masih terngiang peristiwa berdarah Senin siang itu.
“Sampai tadi malam saya masih tidak bisa tidur,” keluhnya.
Nur Kholis yang juga menjabat sebagai Ketua RT 41 RW 12 desa setempat itu memastikan tak ada masalah pribadi dengan pelaku. Pelaku sendiri terkenal tertutup, dan jarang bersosialiasi. Sejak menikah, pelaku bahkan pindah ke rumah istrinya di Purworejo. Dia hanya sesekali datang ke rumah orang tuanya itu.
“Saya pastikan tidak ada masalah dengan pelaku,” pungkas Nur Kholis.
Sebelumnya, peristiwa berdarah terjadi di Dusun Bangun Mulyo, Desa Pojok, Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. Riyanto (35) pemuda desa setempat mengamuk dan membacok 10 orang warga. Tiga diantaranya tewas, tujuh orang lain luka-luka. (ydk/jek)