Madiun (Jatimsmart.id) – Dukungan bupati dan walikota di Jawa Timur terhadap program OPOP Jatim terus mengalir. Bupati dan Walikota menilai program OPOP sangat bagus dan perlu didukung dalam upaya pemberdayaan perekonomian berbasis pesantren.
Walikota Madiun , Drs H Maidi MM MPd, menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan program One Pesantren One Product (OPOP) Jatim di Kota Madiun. Program OPOP dinilainya merupakan program unggulan Gubernur Jawa Timur yang harus didukung sebagai upaya pemberdayaan perekonomian berbasis pesantren.
“Peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pesantren menjadi Visi Program OPOP Jatim,” ujar Maidi.
BACA JUGA:
- Polres Kediri Kota Lakukan Vaksinasi di Gereja dan Pondok Pesantren
- Khofifah Tinjau Vaksinasi Ribuan Santri Pondok Pesantren Lirboyo
- Bernah de Valley, Destinasi Wisata Tersembunyi di Tengah Lingkungan Pondok Pesantren
Sebagai bentuk dukungan terhadap kiprah OPOP di Jatim, ia menyatakan telah menyiapkan kafe kontainer milik Pemkot Madiun untuk dijadikan sebagai galeri produk produk koperasi pondok pesantren (kopontren) yang tersebar di Kota Madiun. Dengan kafe kontainer, produk kopontren bisa dipasarkan dan lebih dikenal masyarakat yang imbasnya adalah banyak produk yang terjual dan ekonomi ponpes meningkat.
“Saya ingin ponpes di bawah naungan OPOP Kota Madiun turut berkiprah dan berkolaborasi dengan OPOP Jatim untuk melakukan aktifitas dalam upaya pemberdayaan ekonomi di Madiun melalui basis pesantren. Saya sudah minta ke Kadisnakerkop untuk memberikan fasilitasi kafe kontainer yang kita miliki untuk dipakai teman teman ponpes,” ujarnya.
Untuk selanjutnya, ia berharap pesantren di Kota Madiun lebih berdaya dan lebih bermanfaat di masyarakat.
BACA JUGA:
- Rumah BUMN Blitar Fasilitasi 171 UMKM Lokal
- Pariwisata Segera Dibuka, Pemkab Banyuwangi Minta Pelaku UMKM Persiapkan Diri
- Serahkan Hand Tractor, Ketua Dekranasda Jatim Harap UMKM Alami Kemajuan
Selain itu, satu pesantren didorong untuk memiliki minimal satu produk unggulan. Pesantren didorong memiliki Badan Usaha berupa Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren). Pendampingan dilakukan melalui 5 aspek, yakni : 1. Kelembagaan; 2. Sumber Daya Manusia; 3. Produk; 4. Pemasaran; dan 5. Pembiayaan. Sedangkan Sosiopreneur fokus pada upaya pemberdayaan Alumni Santri. Alumni didorong mandiri dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Pendampingan dilakukan dalam rangka menaikkan kelas dari Start up menjadi scale up dan dari Scale up menjadi sell up.
Di Kota Madiun, saat ini telah ada 10 pondok pesantren, tiga di antaranya telah memiliki ijin usaha kopontren dan satu kopontren telah menerima dana hibah dari Pemprov Jatim. (*)