Surabaya (Jatimsmart.id) – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia memberikan penghargaan kepada kepala daerah yang telah menyelenggarakan kebijakan, program, dan kegiatan pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak, melalui apresiasi kabupaten/kota layak anak.
BACA JUGA:
- Karya Anak Bangsa Bantu Tangani Covid-19
- Ingin Minat Belajar Anak Meningkat? 5 Situs Belajar Online Ini Jawabannya
- Lewat Aplikasi Belajar Online, Orang Tua Tingkatkan Minat dan Prestasi Belajar Anak
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur (Kepala DP3AK Jatim), Andriyanto mengungkapkan, seluruh 38 kabupaten kota di Jawa Timur tahun ini mendapat penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).
“Di tahun 2018 masih ada tiga daerah yang belum mendapatkan, yaitu Kabupaten Bangkalan, Sampang, dan Ponorogo, sekarang seluruh daerah dapat penghargaan KLA,” ujarnya.
Berkat capaian tersebut, Provinsi Jawa Timur, mendapatkan apresiasi penghargaan sebagai Provinsi Layak Anak (Provila). “Ini adalah sebuah prestasi yang membanggakan, karena Jawa Timur merupakan provinsi yang besar dan mempunyai jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia,” lanjutnya.
Menurut Andriyanto, penghargaan Provila ini merupakan kado istimewa terutama bagi anak-anak Jawa Timur di tengah pandemi Covid-19. Anak-anak Jawa Timur tengah menghadapi berbagai persoalan, seperti masalah pengasuhan bagi anak yang orangtuanya positif Covid-19 ataupun yang meninggal dunia.
BACA JUGA:
- Gencar Targetkan Vaksin Covid-19, Kini Giliran Anak Usia 12-17 Tahun
- Vaksinasi Usia 12+ Jadi Kado Wali Kota di Hari Jadi Kota Kediri
- Polres Blitar Berikan Bantuan Sembako Kepada Warga Yang Melaksanakan Isoman
“Kurangnya kesempatan bermain dan belajar serta meningkatnya kasus kekerasan selama pandemi sebagai akibat diterapkannya kebijakan jaga jarak maupun belajar dan bekerja di rumah,” ungkapnya.
DP3AK dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur akan bersama-sama mendata anak-anak yang ditinggal meninggal orang tua-nya karena Covid-19, sehingga nantinya akan mudah diberikan intervensi dan bantuan spesifik Anak. (*)