Kediri (Jatimsmart.id) – Puluhan warga Mojo, Kabupaten Kediri memprotes dampak limbah sebagai tanggul sungai di Desa mereka. Limbah berbahaya dan beracun tersebut menyebabkan bau menyengat dan mengganggu pernafasan. Warga yang khawatir, bahkan mengungsikan anak balitanya.
Ribuan karung limbah diduga Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari bekas aluminium ini dijadikan penahan tanggul sungai di Desa Maesan, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Bau menyengat dari tumpukan limbah tersebut terjadi setelah hujan mengguyur desa mereka. Salah seorang warga bahkan sempat merekam, saat asap mengepul dari tumpukan limbah berbahaya tersebut.
“Baunya sangat menyengat seperti kotoran ayam, anak-anak kita sampai kita ungsikan akibat bau limbah ini,” kata Muhammad Najim, warga. Senin (9/12).
Muhamad Najim, sempat menemui pemilik lahan dan meminta agar limbah berbahaya tersebut dipindahkan karena mengganggu pernafasan dan penglihatan.
Sementara itu, Badrul Munir, pemilik lahan mengaku awalnya dirinya ditawari tanah urug oleh warga sekitar untuk menutup lahan miliknya yang tergerus air sungai. Namun dirinya tidak mengetahui jika tanah urug tersebut berasal dari bahan yang diduga slag aluminium.
“Saya tidak tahu karena sebelumnya ditawari tanah urug gratis dan tidak tahu isinya. Dia bilang nanti tanah urug yang sudah di kemas dalam karung ini nantinya bisa mengeras. Tetapi ternyata justru jadi seperti ini,” tuturnya. Sudah 4 bulan, limbah ini dijadikan sebagai tanggul oleh Badrul.
Kasus tersebut sebelumnya telah di ketahui oleh Dinas Kebersihan Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri. Bahkan di lokasi tersebut juga telah dilakukan pengambilan sampel dua bulan lalu. Sementara pemerintah desa saat ini tengah memanggil pemilik lahan dan perwakilan warga untuk menyelesaikan kasus tersebut. (ydk)