Surabaya (Jatimsmart.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menerima kunjugan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Piket di Ruang Kerja Wagub Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (18/5) sore.
Dalam pertemuan ini, ada berbagai hal yang dibahas. Antara lain, terkait peluang kerjasama di bidang ekonomi, pendidikan dan budaya. Seperti peningkatan perdagangan berbagai komoditi asal Jatim ke Uni Eropa, pendidikan pelajar atau mahasiswa ke negara di Uni Eropa, serta kerjasama di bidang budaya.
Wagub Emil mengatakan, sejak tahun 2018 – 2022, neraca perdangangan Jawa Timur dan Uni Eropa nilainya fluktuatif bagi Jawa Timur dengan trend perlambatan rata-rata -2,99% per tahun. Pada Tahun 2018 Jawa Timur minus hingga 306,554 Juta Dollar AS, dimana nilai ekspor ke Uni Eropa hanya sebesar 2.493,43 Juta Dollar AS. Sedangkan nilai impornya mencapai 2.799,98 Juta Dollar AS.
Namun kondisi ini semakin membaik dari tahun ke tahun, hingga pada tahun 2022 Jawa Timur mengalami surplus sebesar 174,12 Juta Dollar AS, dengan nilai ekspor Jawa Timur ke Uni Eropa mencapai 2.376,70 Juta Dollar AS, sedangkan impornya senilai 2.202,58 Juta Dollar AS.
“Untuk itu dalam pertemuan ini kita akan bahas beberapa peluang perdagangan komoditas Jatim ke Uni Eropa. Termasuk ekspor beberapa produk unggulan, sehingga neraca perdagangan kita bisa surplus dengan Uni Eropa,” katanya.
Beberapa komoditi non migas Jawa Timur yang diekspor ke Uni Eropa, yakni alas kaki; kayu, barang dari kayu; berbagai produk kimia; bahan kimia organic; kendaraan dan bagiannya; perabot dan penerangan rumah; tembakau; lemak dan minyak hewan/nabati; berbagaimakanan olahan; besi dan baja; serta kertas/karton.
Sedangkan komoditi impor Jawa Timur dari Uni Eropa, yaitu: mesin-mesin/pesawat mekanik; pupuk; bubur kayu/pulp; besi dan baja; susu, mentega dan telur; ikan dan udang; bahan kimia organic; mesin/peralatan listrik; plastik dan barang dari plastik; serta kertas/karbon.
Emil mengatakan, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) adalah sebuah perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa yang secara resmi diluncurkan pada 18 Juli 2016.
Perjanjian yang hingga saat ini masih dalam tahap perundingan ini membahas berbagai aspek hubungan ekonomi secara menyeluruh. Perjanjian ini diharapkan akan membuat akses produk ekspor Indonesia ke pasar Uni Eropa akan menjadi lebih terbuka dan dapat meningkatkan daya saing produk-produk tersebut.
“IEU-CEPA bukan hanya mampu memberikan peningkatan akses pasar untuk barang-barang produksi Indonesia, tapi juga juga mendorong perdagangan jasa serta investasi yang berperan penting dalam pemulihan ekonomi,” ujar Wagub Emil.
“Bagi Pemprov Jatim, perjanjian perdagangan bebas seperti IEU – CEPA ini akan memberikan banyak manfaat, khususnya dalam mempermudah ekspor produk-produk Jawa Timur ke pasar Eropa. dan memperbaiki daya saing produk-produk tersebut,” imbuhnya.
Lebih lanjut, di bidang pendidikan, Emil mengatakan bahwa ketika ia berkunjung ke beberapa negara di Uni Eropa, ia sempat bertemu dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) yang ada di negara tersebut. Dan beberapa diantaranya membahas soal pendidikan vokasi, salah satunya di Jerman.
Dimana, disana para pelajar belajar di sistem kejuruan yang sebenarnya. Untuk itu, ia ingin agar para pelajar terutama pelajar SMK di Jatim dapat melanjutkan ke beberapa lembaga pendidikan di Jerman terkait pendidikan vokasi.
“Harapan kami dapat mengirimkan beberapa siswa SMK atau SMA yang berbakat untuk melanjutkan ke lembaga kejuruan di Jerman. Itulah salah satu bidang yang kami bicarakan dengan diaspora kami di Jerman. Untuk itu kami juga mendorong bagaimana siswa SMK bisa mempelajari Bahasa dari negara yang dituju sehingga dapat meningkatkam peluang untuk kesana,” katanya.
Dubes Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Piket mengatakan, diskusi dengan Wagub Jatim dan jajarannya adalah tentang kerja sama ekonomi, tentang pendidikan, dan tentang peluang kerjasama perdagangan. Menurutnya, beberapa komoditi yang dimiliki Jatim sangat menarik dan menginspirasi.
“Besok juga kami akan bertemu dengan Universitas Airlangga terkait beberapa program studi tentang Eropa. Jadi kami sangat senang. Ini adalah kesempatan yang luar biasa bagi saya untuk mengunjungi memberikan pidato juga untuk para mahasiswa. Selain itu, besok saya akan mengunjungi pabrik yang memproses minyak kelapa sawit, komoditas utama dari negara Anda,” katanya.
Menurutnya, Jatim adalah provinsi besar baik jumlah penduduknya maupun kekuatan ekonominya di Indonesia. Begitu banyak peluang yang bisa dieksplorasi. Untuk itu, ke depan ia akan membahas lebih lanjut terkait peluang tersebut termasuk soal perdagangan.
“Tahun depan kita akan melakukan beberapa program sosialisasi di beberapa perusahaan di sini. Baik peluang untuk berbisnis dengan Eropa dan juga perdagangan dan investasi,” pungkasnya.(red)