Kediri – Sekitar 50 persen dari total 80 hektar tanaman padi milik para petani di Desa Paron, Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri rusak, terserang hama tikus. Serangan dari hewan pengerat ini terjadi cukup parah dalam dua bulan terakhir, sejak memasuki musim tanam kemarin.
Akibatnya petani terpaksa harus merugi, karena produksi padi jauh menurun hingga 80 persen, atau bahkan menyebabkan petani gagal panen. Dan kerugian mencapai jutaan rupiah.
Menurut Yayuk Anisa, petugas penyuluh lapang (Ppl) desa setempat, musim tanam kali ini serangan jauh lebih tinggi dibanding musim sebelumnya. Sementara para petani tengah berusaha membasmi tikus-tikus berukuran besar tersebut yang tinggal di dalam lubang bawah tanah dengan sistem pengasapan, dengan menggunakan belerang. Bahan dan peralatan tersebut dibantu dari pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri.
“musim tanam kali ini memang cukup parah. Kemarin petani melapor ke Dinas Pertanian dan Perkebunan, kemudian kita bantu belerang dan peralatan untuk membasmi hama ini,” katanya Rabu (16/01/2019)
Sebelumnya, untuk membasmi hama itu para petani menggunakan racun tikus. Namun belakangan berdasarkan evaluasi yang ada, pengasapan dinilai lebih efektif dan ramah lingkungan. Selain bisa mematikan secara langsung, racun dianggap membahayakan bagi pengembangan Tito Alba atau burung hantu pemangsa tikus di desa sebelah. (ydk/sam)