Kediri (Jatimsmart.id) – Sebulan terakhir kasus Covid-19 di Kota Kediri semakin meningkat. Tidak menutup kemungkinan varian Omicron turut menjadi penyumbang pertambahan kasus tersebut. Untuk menekan lonjakan kasus tersebut, Dinas Kesehatan Kota Kediri menganjurkan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi hingga dosis III.
Terkait omicron, dr Fauzan Adima, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri punya ulasannya. Varian yang masuk ke Indonesia pada Desember silam tersebut memiliki perbedaan gejala dengan varian-varian Covid-19 sebelumnya.
“Bedanya Omicron dengan varian sebelumnya banyak, mulai varian alpha, beta, gamma, delta, omicron. Secara prinsip Omicron termasuk virus SARS-CoV-2,” terang dr Fauzan.
Omicron memiliki beberapa spesifikasi yang menjadi pembeda dengan varian sebelumnya, yaitu: 1) transmissibility (tingkat penularan) yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan varian sebelumnya, shingga penularannya lebih cepat; 2) severity (tingkat keparahan) lebih ringan dibandingkan dengan derajat kesakitan varian sebelumnya (delta); 3) escape from immunity, yakni kelihaian virus dalam menghindari kekebalan dalam tubuh lebih pintar dibandingkan dengan delta.
“Artinya dengan adanya vaksinasi 98% imunitas kita dapat menolak, hanya 2% yang bisa menembus. Tapi kalau Omicron pada orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi 40%, jadi tubuh kita hanya bisa menahan 60% dari Omicron,” jelasnya; 4) hospitalisasi (kasus yang dirawat di RS) lebih rendah dibandingkan dengan varian sebelumnya.
Diketahui Omicron memiliki gejala klinis hampir sama dengan gejala yang timbul pada varian sebelumnya. Akan tetapi terdapat ciri mendasar selain flu, batuk, sesak nafas, yakni pasien positif Omicron akan mengalami fatigue (kelelahan) dan malaise (malas beraktivitas).
“bedanya pasien akan kelelahan, badan terasa pegal-pegal, nyeri otot, pusing, dan terkadang mual muntah” imbuh dr Fauzan.
Meskipun gejala Omicron yang muncul lebih ringan serta tingkat hospitalisasi lebih rendah, akan tetapi Omicron dapat menyerang siapa saja. “Siapa saja bisa tertular Omicron, bisa masuk RS gara-gara Omicron, apalagi bisa menimbulkan kematian” tegas dr Fauzan.
Guna mendapatkan kekebalan komunal (herd immunity) Dinas Kesehatan Kota Kediri menganjurkan kepada seluruh masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster.
“Kalau sudah divaksin booster, tubuh masih bisa bertahan 60%. Sekarang kalau kita tidak vaksin 100% pasti tertular oleh Omicron, jadi lebih baik segera melakukan vaksin” ucapnya.
Terkait metode penanganan varian Omicron masih sama dengan varian-varian sebelumnya, yakni dengan memperbanyak asupan vitamin hingga suplemen anti-virus.
“Cuma karena tingkat severity lebih rendah jadi tidak perlu masuk Rumah Sakit (RS) cukup isolasi mandiri (isoman). Karena kalau semua masuk RS akan menimbulkan kepanikan,” terang dr Fauzan. Namun apabila mengalami penurunan kondisi tubuh, dirinya tetap menyarankan pasien isoman untuk dirujuk ke RS terdekat.
Pasien positif Omicron dianjurkan untuk menjalani isoman selama lima hari. Akan tetapi untuk menghalau keraguan varian Omicron atau lainnya, Dinas Kesehatan Kota Kediri menyarankan isoman selama sepuluh hari.
“Cara memastikan Omicron atau bukan cukup memakan waktu, karena harus melewati uji S-gene Target Failure (SGTF) dan Whole Genome Sequencing (WGS), oleh karena itu sebaiknya isolasi sepuluh hari saja,” papar dr Fauzan.
Hal-hal yang harus dilakukan saat isoman, yakni: istirahat cukup, memperbanyak asupan bergizi, tidak boleh stres dan panik, hindari interaksi dengan orang yang sehat, jaga kebersihan diri, serta pastikan tempat isolasi memiliki ventilasi yang bagus.
“Pasien isoman bisa mengkonsumsi vitamin ataupun makanan yang banyak mengandung vitamin C dan D. Bisa minta vitamin C dan D ke Puskesmas ataupun memperolehnya melalui buah dan sayur” ujar dr Fauzan.
Ia menambahkan, masyarakat dapat memilih opsi berkonsultasi melalui telemedicine apabila diperlukan. Dinas Kesehatan Kota Kediri telah menyediakan telemedicine bernama “On-Line” yang dapat diakses seluruh masyarakat.
“Biasanya pasien yang positif isoman sudah diberikan nomor telepon Puskesmas, sehingga bisa konsultasi melalui telepon. Kalau ada hal-hal yang harus dikunjungi Puskesman maka akan datang” pungkasnya. (*)