Kediri (Jatimsmart.id) – Dampak COVID-19 juga dirasakan oleh para pedagang bunga tabur dan jasa pembersih makam di Kabupaten Nganjuk. Jelang ramadhan ini mereka mengeluhkan omzet pendapatan yang menurun drastis, akibat sepinya peziarah. Padahal, di momen seperti ini mereka biasanya selalu meraup untung berlebih.
Pedagang bunga tabur di Jl Diponegoro, Kelurahan Mangundikaran, Kabupaten Nganjuk meradang. Menjelang ramadhan ini omzet mereka menurun drastis akibat sepinya peziarah.
Hal tersebut tak terlepas dari belum meredanya pandemi corona (COVID-19) yang membuat pemeritah menerapkan peraturan physical distansing di sejumlah wilayah di Indonesia. Dimana masyarakat dilarang mudik ke kampung halaman. Bahkan, ada anjuran dari Kementerian Agama untuk tidak berziarah kubur di musim ini.
“Sekarang berkurang drastis. Ada kalau separonya,” kata Umiatun (49), salah satu pedagang dari Desa Candirejo, Loceret.
Lebih lanjut, Umiatun mengaku di tahun sebelumnya ia mampu mendapatkan omset lebih dari Rp. 1 juta/harinya, bahkan sejak seminggu menjelang bulan ramadan. Namun kini ia hanya mampu menjual separonya atau sekitar 20 kilogram bunga dalam seharinya.
Hal yang sama,juga dirasakan oleh Sugeng, salah satu petugas pemakaman umum Kelurahan Mangundikaran Kota Nganjuk. Menjelang bulan suci ramadhan, biasanya ia banyak memperoleh jasa mebersihkan makam dengan upah seiklhasnya. Saat ini, perharinya dirinya mengaku hanya memperoleh kurang dari 10 makam untuk dibersihkan.
“Begini kondisinya mas, tapi ya tetap disyukuri,” kata Sugeng.
Ziarah kubur jelang ramadan merupakan tradisi sebagian masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Namun, dengan adanya pandemi COVID-19 yang belum mereda ini Kementerian Agama meminta masyarakat tidak melakukan kegiatan ziarah kubur tersebut. (ap/ydk)