Surabaya (Jatimsmart.id) – Siapa sih yang tak tau Museum Kapal Selam ini? Pasti banyak yang sudah tau bukan. Museum yang terletak di tengah kota Surabaya ini dulunya merupakan kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952.
Museum Kapal Selam ini juga dijadikan sebagai monument untuk menghormati kapal selam yang biasa di sebut Whiskey Class karena telah berjasa bagi kejayaan bangsa Indonesia.
Tidak perlu jauh-jauh mengunjungi museum ini di Surabaya untuk mengetahui sejarah panjang Kapal Selam, karena kali ini, Jatimsmart akan menyajikan cerita ringkas untuk kamu yang penasaran kisah Kapal Selam di lautan Indonesia.
BACA JUGA:
- Unik, Wisata Sumber Biru Tawarkan Sensasi Cafe di Tengah Sungai
- Sulap Sungai Kotor Jadi Wisata Waduk, Warga Desa Banyuwangi Jadikan Destinasi Menarik
- Wisata Sejarah, Trowulan Berikan Sensasi Kerajaan Majapahit
Seperti yang kita ketahui, kapal selam merupakan salah satu unsur kekuatan TNI AL yang memiliki motto “Wira Ananta Rudhiro” atau “Tabah Sampai Akhir”. Kapal selam pertama kali dibuat di Indonesia pada tahun 1947 oleh D. Ginagan seorang perwira AL RI yang berpangkat kapten,. Beliau berhasil membuat kapal selam dengan berat 5 ton karena keinginannya untuk menerobos blockade laut Belanda. Kapal selam pertama Indonesia ini berhasil diujicobakan di Kalibayem, Yogyakarta.
Kapal selam berkembang hingga tahun 1959, dimana TNI AL Indonesia menambah sistem kesenjataan dengan kapal selam. Tepatnya, pada tanggal 12 September 1959, pemerintah Indonesia menerima kapal selam Whiskey Class dari pemerintah Uni Soviet. MAsing-masing kapal selam ini diberi nama RI Cakra dan RI Nanggala.
Tidak sampai disitu saja, pada bulan Januari-Desember 1962, 10 buah kapal selam juga tiba di Surabaya, diantaranya; RI Nagabanda, RI Tjandrasa, RI Trisula, RI Nagarangsang, RI Widjajadanu, RI Hendradjala, RI Bramasta, RI Pasopati, RI Tjundamani dan RI Alugoro.
Perkembangan kapal selam juga terjadi pada dekade awal tahun 80-an. Dua buah kapal selam masuk jajaran TNI AL menggantikan kapal selam Whiskey Class. Kedua kapal tersebut adalah KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402.
BACA JUGA:
- Tingkatkan Sinergi BUMDES dan Desa Wisata, Pokdarwis Harus Maksimalkan UMKM Daerahnya
- Kampanye di Alaska, Mas Dhito Temukan Banyak Wisatawan Tak Pakai Masker
- Wagub Emil Ajak Bank Jatim Dorong Sektor Pariwisata di Jatim
Keberadaan Monumen Kapal Selam di Surabaya bukan hanya sekedar pelestarian bangunan kapal selam, tetapi lebih dari itu merupakan ungkapan rasa hormat atas jasa-jasa para pahlawan yang gugur dan tenggelam sebagai pahlawan tanpa batu nisan.
Walau sudah membaca kisah Museum Kapal Selam ini dari Jatimsmart.id, namun, kalian tetap ingin mengunjunginya secara langsung bukan ?
“aku sering baca tentang museum ini sih, jadi penasaran aja pengen lihat kesini,” ujar Dino, salah satu pengunjung Monkansel, Selasa (15/12).
Dengan merogoh kocek Rp.15.000 kalian sudah bisa mengunjungi Museum Kapal Selam yang di buka dari jam 09.00-17.00 WIB. (dwi/gis)