Kediri – Santri Pondok Pesantren di Kota Kediri dilaporkan hilang setelah menumpang ojek online. Hingga lima hari ini santri tersebut belum juga kembali ke pondok setelah bertemu dengan kakak kandungnya di wilayah Kampung Inggris, Pare.
Santri tersebut bernama Andrean Reza Nurhanafi (14) asal Jambi. Siti Iswatun, kakaknya datang ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polresta Kediri, Sabtu (5/1/2019) dinihari.
Guru Bahasa Inggris di Pare ini berkisah, akhir Desember 2019 lalu adik kandungnya yang merupakan santri pondok Al Mahrusiah Lirboyo, berkunjung ke tempat kursusnya di kawasan Kampung Inggris. Usai bertemu, Siti kemudian memesankan ojek online untuk transportasi adik kandungnya kembali ke pondok pesantren karena kesibukannya sehingga tak bisa mengantar sang adik.
Begitu tiba, ojek online itu membatalkan pemesanan dan mengalihkan pesanan ke ojek online lain dengan beda perusahaan, yang masih menjadi rekan dari pengemudi tersebut. Keduanya bersepakat, tarif ditentukan dengan sistem offline, tanpa mengikuti aplikasi yang tersedia. “Biayanya disamakan dengan tarif aplikasi Rp 41 ribu untuk jalur Pare – Kota Kediri,” kata Siti.
Beberapa hari setelahnya Siti terkejut saat pihak pondok menelepon dirinya dan memberitahukan bahwa adik kandungnya sejauh ini belum kembali ke pondok pesantren. Gadis berhijab ini mencoba mengklarifikasi ke pengemudi ojek online awal, namun yang bersangkutan justru mengaku tidak mengenal pengemudi ojek online yang saat itu mengantar adiknya ke pondok.
“Saya sangat khawatir, karena waktu itu hanya saya bawakan uang Rp 50 ribu. Pikiran saya waktu itu cuma untuk saku ke pondok. Ini sudah lima hari, tetapi tidak ada kabarnya,” kata Siti lirih. Dia berharap kepolisian dapat membantu menemukan keberadaan adiknya. (ydk/sam)