Malang – Juara bertahan Surabaya Bhayangkara Samator membuka peluang menuju grand final usai menaklukkan Jakarta Pertamina Energi dengan skor 3-0 (25-23, 25-22, 25-17) pada laga putaran kedua final four Proliga 2019 yang digelar di GOR Ken Arok Malang, Jawa Timur, Sabtu (16/2/2019).
Kedua tim baru sama-sama mendapatkan satu kemenangan, sehingga keduanya saling membunuh untuk bisa mengamankan poin menuju puncak grand final, bahkan skor pun saling berkejaran dan hanya berbeda tipis 25-23. Dukungan satu GOR pun menggema untuk Samator sehingga mereka pun dengan percaya diri menekan lawan dan memimpin 16-10, walaupun Pertamina Energi pun mampu menyamakan skor 20-20.m Randi Tamamilang dkk pun langsung mengamankan set kedua dengan 25-22.
Saling bunuh untuk amankan poin pun kembali diperlihatkan diset ketiga, skor terus saling beriringan dengan Pertamina Energi memimpin 9-8, namun Samator pun langsung menyamakan skor 14-14, dan tidak menunggu lama pun anak asuh Ibarsjah Djanu Tjahjono mengakhiri pertandingan dengan 25-17. Meski sudah memastikan menang mereka harus berjuang satu kali lagi untuk bisa lolos menuju partai puncak. Samator harus saling bunuh dengan Bank SumselBabel untuk bisa menentukkan siapa yang akan melaju ke grand final.
“Kami bisa menang dengan poin penuh, dengan ini pun peluang semakin terbuka untuk Bhayangkara Samator ke grand final. Besok kita menentukan sendiri, kalau kita bisa masuk final ke empat ini, lawan Bank SumselBabel bukan hidup mati, kita harus menang untuk bisa maju ke grand final,” ujar Pelatih Bhayangkra Samator Ibarsjah Djanu Tjahyono, usai pertandingan.
Sedangkan untuk lawan Bank SumselBabel tidak banyak yang perlu diperbaiki, menurutnya secara teknis tidak banyak yang perlu diperbaiki, yang paling penting hanya perlu memotivasi pemain supaya percaya diri tidak overconfident, dan selalu fokus dengan posisinya. Walaupun untuk receive, blok dan serve tetap yang utama.
Dukungan dari publik pun diharapkan bisa menjadi motivasi dan tentu “Dimanfaakan juga saat melawan Bank SumselBabel, dan untuk hidup melaju ke grand final. Lawan saya lihat sama, tergantung strateginya apa, kita malam ini akan ada meeting dengan pemain apa yang perlu disampaikan, intinya harus hidup untuk besok, gak boleh ditawar,”
Sementara Pelatih Jakarta Pertamina Energi Putut Marhaento mengatakan selamat kepada Bhayangkara Samator yang berhasil menang. Walaupun ia mengaku, bahwa kemenangan ini penuh dengan emosional, dan didukung dengan lingkungan yang kondusif.
“Hari ini semua penonton juga tau, bahwa wasit banyak melakukan kesalahan, pada nilai yang sama, jelas dua kali bola tassball dan satu kena kaki di set pertama, 17 itu, dengan kondisi seperti itu pemain pun mudah emosi, dan yang kedua bola double. Tapi saya tidak akan menyalahkan bahwa saya kalah karena wasit, tidak. Tapi wasit membuat pertandingan tidak berkembang,” kata Putut.
Bahkan dengan tegas Putut mengatakan jika dirinya sangat kecewa dengan pimpinan untuk wasit “Kita tidak perlu ada wasit dari luar negeri, tapi kita hanya butuh pembinaan untuk wasit,” ungkapnya. Tapi meski sudah tidak ada harapan Putut mengatakan jika besok masih ada, ia berharap “BNI bermain lepas dan ngotot, dan saya juga ingin bermain sama dengan cara seperti itu pun kualitas permainan anak-anak dengan kualitas individu dan tim bisa terlihat dan meningkat,” tuntasnya. (ydk/sam)