Kediri (Jatimsmart.id) – Berangkat dari keinginan memanfaatkan banyaknya keberadaan buah nanas di wilayahnya, Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Mubtadiin Kabupaten Kediri kemudian mengolah nanas tersebut menjadi produk unggulan berupa minuman sari buah nanas.
Ponpes Hidayatul Mubtadiin merupakan peserta Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pesantren-One Pesantren One Product (EKO-Tren OPOP) Pemprov Jatim yang bergabung sejak tahun 2022.
Pengasuh Ponpes Hidayatul Mubtadiin Kediri, Dini Nur Salamah, kepada Jatim Newsroom, pada Kamis (24/8/2023) mengatakan, bisnis produksi minuman sari buah nanas ini dirintis sejak 30 Mei 2022.
“Karena di wilayah kita Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri ini dikenal dengan sentranya nanas, maka kami menjadikan buah nanas itu menjadi bahan baku utama dalam pembuatan minuman sari buah yang kami produksi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dini menerangkan, awal mula bisnis minuman sari buah nanas ini dirintis karena pihaknya berinisiatif ingin membuat usaha dan memberdayakan santri Ponpesnya dengan belajar cara membuat sari buah nanas ke temannya yang sudah memiliki pabrik minuman sari buah nanas sendiri.
“Pada 30 Mei 2022 itu saya ikut ke pameran, Alhamdulillah saya mendapat apresiasi dari Bank Indonesia Kabupaten Kediri sekaligus wakil bupati kalau minuman saya itu rasanya enak. Karena dapat apresiasi itu, saya senang dan mencoba sebarkan, Alhamdulillah banyak yang pesan produk saya untuk acara hajatan, tasyakuran, dan suguhan. Dari situlah saya Bismillah memulai bisnis minuman sari buah nanas ini,” terangnya.
Untuk merek minuman sari buah nanas, Dini menyebutkan, produk unggulannya itu diberi nama ‘EfDi Drink Sari Buah Nanas’. “Nama merek tersebut berasal dari gabungan dari nama suami saya dan nama saya. Karena bisnis ini adalah usaha saya dan suami saya yang dirintis berdua, dari nol yang InsyaAllah ke depannya menjadi usaha yang berkah,” sebut Dini.
Selanjutnya, Dini memaparkan proses pembuatan minuman sari buah nanas yang diproduksinya. Yakni, dimulai dengan mengupas buah nanas lalu dicuci bersih. “Kemudian buah nanasnya dicacah dan dimasukkan ke dalam air untuk direbus hingga mendidih, sampai sari buah nanasnya itu benar-benar keluar. Setelah itu, baru ditambahkan gula dan disaring,” paparnya.
Setelah penyaringan, lanjut Dini, sari buah nanas yang telah diolah tersebut, dikemas dalam berbagai macam ukuran kemasan minuman, mulai gelas cup hingga kemasan botol. Kemasan dengan berbagai ukuran itu membuat harga yang dibandrol pun berbeda-beda.
“Di sini ada beberapa variasi kemasan ya, sehingga harganya yang kami bandrol juga berbeda-beda. Untuk yang kemasan gelas cup 120 ml, satu kardus isinya 24 buah, harganya bisa Rp 23.000 sampai Rp 25.000. Tergantung wilayah yang menjualnya, karena kami juga sudah memiliki reseller di luar wilayah, sehingga harganya juga menyesuaikan wilayah masing-masing,” ungkap Dini.
Sedangkan untuk harga minuman sari buah nanas yang dikemas dalam botol, Dini mengatakan, ada beberapa variasi juga sesuai per ukuran kemasan botol. “Ukuran paling kecil 200 ml per botolnya Rp. 4000, yang tanggung 250 ml per botolnya Rp. 5000, dan yang besar 350 ml harganya Rp. 8000,” sebut Dini.
Dini menjelaskan, produk minuman sari buah nanas yang diolahnya tersebut diproduksinya sendiri dengan dibantu para santri pondok. “Motivasi kami agar bisnis ini terus berjalan yaitu kami ingin memberdayakan santri maupaun para alumni santri Ponpes kami agar berdaya dan usaha kami berkah,” ujarnya.
Dalam memasarkan produk sari buah nanas miliknya, Dina menerangkan, Ia menggunakan dua metode. Yakni secara online atau daring, dan secara langsung atau luring. “Pemasaran, secara langsung kami lakukan dengan melibatkan reseller, koperasi pondok pesantren, kami juga menitipkan produk kami di pusat oleh-oleh di wilayah kami. Sedangkan secara online, kami memasarkan pakai aplikasi market place maupun melalui media sosial,” terang Dini.
Dini membeberkan, produk minuman sari buah nanas yang diolahnya itu pemasarannya sudah pernah sampai luar Provinsi Jawa Timur. “Kami sudah pernah mengirim produk kami ke Jakarta, NTB, dan Jember. Kalau ke luar Kabupaten Kediri, pemasaran kita sudah sampai Mojokerto, Surabaya, dan Sidoarjo,” bebernya.
Dari bisnis minuman sari buah nanas yang diolahnya ini, Dini mengungkapkan, banyak manfaat maupun keuntungan yang dapat diambil Ponpes Hidayatul Mubtadiin. “Dengan bisnis ini, kami bisa memberdayai pondok pesantren melalui bisnis sari buah nanas, kami jadi bisa membuka lapangan pekerjaan, dan memberdayakan santri maupun alumni pesantren,” ungkap Dini.
Dini berharap, semoga kualitas produk yang diolahnya tersebut semakin baik dan berkah, mulai dari proses pembuatannya, maupun pengemasannya. “Sedangkan untuk pemasarannya kita berharap semoga usaha kami ini bisa semakin luas dan konsisten pemasarannya,” harapnya.
Mengingat Ponpes Hidayatul Mubtadiin Kediri merupakan peserta OPOP yang bergabung sejak akhir tahun 2022 lalu. Menurut Dini, Ponpes Hidayatul Mubtadiin bergabung dengan OPOP karena merupakan program pemerintah yang diberikan kepada pesantren-pesantren, dengan memberi wawasan untuk memberdayakan pesantren.
“Semoga OPOP ini ke depannya semakin tambah jaya, maju, berguna, dan bermanfaat kepada kami pelaku usaha yang berada di lingkungan pondok pesantren. Sehingga pondok pesantren menjadi maju dan berkah untuk semua yang melakukan kegiatan usaha berbasis pondok pesantren,” tutur Dini.
Program EKO-Tren OPOP Jatim sendiri adalah salah satu program Pemprov Jatim yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pondok pesantren.
Bagi masyarakat yang tertarik dan ingin memesan maupun membeli produk unggulan minuman ‘EfDi Drink Sari Buah Nanas’ milik Ponpes Hidayatul Mubtadiin Kediri ini, bisa langsung menghubungi pengasuh Ponpes Hidayatul Mubtadiin, Dini Nur Salamah, di nomor 082228300580 . (red)