Blitar (Jatimsmart.id) – Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berziarah ke Makam Bung Karno (MBK) di Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jumat 8 Desember 2023. Presiden RI ke 6 didampingi sejumlah elit Partai Demokrat (PD) dari Majelis Tinggi Partai (MTP), pimpinan DPD PD Jawa Timur Emil Dardak, Ketua DPC Partai Demokrat Kota Blitar Ridho Handoko, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Blitar Edy Masna, serta beberapa kader Partai Demokrat Jawa Timur, Kabupaten dan Kota Blitar.
SBY terlihat khidmat memunajatkan doa untuk presiden pertama RI sekaligus sang proklamator itu. Ia juga menegaskan ziarahnya ini sama sekali tidak berkaitan dengan politik.
SBY dengan tegas mengatakan aktivitas ziarah ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kegiatan politik, meski saat ini tengah berlangsung tahun politik.
Kegiatan ziarahnya ini juga murni berziarah mendoakan Bung Karno, atas segala perjuangan yang sudah diberikan Bung Karno kepada negara dan bangsa sebelum dan sesudah menjadi presiden, kiranya Bung Karno diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Bahwa kalau ingin mengenal sosok Bung Karno, jangan hanya dilihat sebagai proklamator dan presiden pertama. Banyak sekali yang beliau lakukan ketika masih muda dengan segala resiko keluar masuk penjara untuk kita semua untuk Indonesia. Inilah yang saya sungguh-sungguh menghormati beliau betul lahir batin, tentunya di dunianya, Bung Karno tersenyum karena Indonesianya makin maju yang dicita-citakan waktu beliau sebelum menjadi presiden. Itulah konteksnya,” jelas SBY.
Pada masa kampanye di tahun politik kini, SBY juga berpesan kepada masyarakat agar menjaga kesatuan dan kerukunan sosial. Ini ia tandaskan mengingat dampak tensi politik setiap pemilu yang kadang panas dan keras.
“Setiap pemilu memang politik memanas, kompetisi keras. Bukan hanya di elit, kadang mengalir ke masyarakat, ke akar rumput. Itu memang biasa, tetapi saat ini lebih panas lebih keras. Saya sebagai seorang yang pernah ikut kompetisi, pernah menjadi capres juga, pernah memimpin Indonesia, tolong dijaga agar tidak melampaui batas. Kalau melampaui batas, khawatir membikin masyarakat kita saling hadap-hadapan,” ungkapnya.
“Bukan itu yang dikehendaki Indonesia. Menurut saya, pemerintah, negara dengan dukungan semua partai politik harus menjaga pemilu yang damai. Kalau sudah damai, berjalan jujur dan adil, siapapun yang terpilih itulah pemimpin kita. Kita biasakan seperti itu,” tukas pria yang pernah dipilih secara langsung oleh rakyat menjadi presiden pada pemilu 2004. (tok)