Kediri (Jatimsmart.id) – Perkembangan batik di Kabupaten Kediri cukup luar biasa. Perajin-perajin baru muncul, hampir di setiap wilayah. Penciptaan motif yang beragam terus dilakukan, seiring penerimaan masyarakat yang positif. Tak hanya lokal, mereka merambah pasar nasional, hingga mancanegara.
Sekitar 30 perajin batik tumbuh dan berkembang di Kabupaten Kediri. Para perajin, dari berbagai skala, hadir di hampir setiap Kecamatan, di Kediri, Jawa Timur. Mereka bersaing secara sehat dengan inovasi motif baru yang kian menarik.
Diantaranya, adalah Asta Dadapan Indah, perajin batik tulis di Dusun Dadapan, Desa Sumberejo, Kabupaten Kediri. Perajin batik yang saat ini dikelola oleh generasi kedua ini semakin berkembang, seiring ditetapkannya batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbedndawi oleh UNESCO, 2 Oktober 2009 silam.
“Perkembangan batik di Kabupaten Kediri cukup bagus. Banyak perajin baru, kecil maupun besar, bahkan di hampir setiap Kecamatan ada,” kata Adi Putra Wijaya, pemilik batik Asta Dadapan Indah, Rabu (2/10)
Adi mengakui kreatifitas para perajin di Kediri semakin inovatif dan memiliki khas masing-masing setiap perajin. Baik dari segi motif, pewarnaan dan gaya pencantingan. Ini jelas dipengaruhi oleh penerimaan masyarakat yang positif. Sebab, tak hanya pasar lokal, mereka umumnya telah merambah pasar nasional, hingga mancanegara melalui pasar online. Baik media sosial maupun marketplace .
“70 persen pembeli kita dari luar, seperti Surabaya, Jakarta dan lain-lain. Sementara 30 persennya dari pasar lokal sini,” imbuhnya.
Sementara itu untuk Asta Dadapan Indah, memiliki keistimewaan pada batik tulisnya yang eksklusif. Dan juga cap, serta penggabungan keduanya. Batik tulis sendiri memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Tak heran jika harganya mampu menembus angka Rp. 4 juta, dari harga mulai dari Rp. 250 ribu.
Selain kreatifitas yang tinggi, batik tulis membutuhkan ketlatenan pengerjaan, mulai dari pembentukan pola, pencantingan, pewarnaan hingga proses finishing berupa pengulangan. (ydk)