Kediri (Jatimsmart.id) – Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Kesehatan kembali menggelar Sarasehan dan Rembuk Stunting. Setelah sebelumnya dilaksanakan di Desa Kraton Mojo dan UPTD Puskesmas Kepung, kali ini dilaksanakan di Desa Tarokan Kecamatan Tarokan dan Desa Ngadi Kecamatan Mojo. Masih di tengah pandemi Covid-19, kegiatan Rembuk Stunting di Desa Ngadi terlaksana dengan menerapkan protokol kesehatan.
Ratnasari Tri Sulistyowati selaku Kepala Uptd Puskesmas Ngadi mengatakan, kegiatan ini merupakan pertemuan pertama Puskesmas Ngadi di tengah pandemi Covid-19. Namun, karena urgensinya, rembuk stunting tetap digelar dengan menerapkan protokol kesehatan.
Menurutnya upaya penurunan stunting tidak bisa dikerjakan puskesmas sendiri, perlu dukungan dan keterlibatan pihak lain baik masyarakat maupun dinas terkait untuk bersama-sama berperan dalam penurunan stunting secara terintegrasi.
Sementara itu Kasi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga, Nurul Puspa Irawati menyampaikan pentingnya sanitasi dalam upaya penurunan stunting. Keberadaan jamban yang tidak memenuhi standar atau kebiasaan BAB di sungai dapat memicu timbulnya penyakit. Untuk itu edukasi tentang sanitasi dan perubahan perilaku perlu diberikan kepada masyarakat untuk menciptakan lingkungan dan kehidupan yang sehat.
“Yang juga penting yaitu ketersediaan air bersih. Di desa ini mungkin aksesnya ga masalah, namun bagaimana dengan kualitasnya? Air bersih harus memenuhi tiga syarat, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa,” jelas Nurul Puspa.
Dengan keterlibatan semua pihak diharapkan angka stunting di Kabupaten Kediri khususnya di Desa Ngadi dapat turun. Di akhir acara juga dilakukan penandatanganan Pernyataan Komitmen Pelaksanaan Konvergensi Percepatan Pencegahan dan Penanganan Stunting di Desa Ngadi Kecamatan Mojo. (ad/adv/kominfo)