Blitar (Jatimsmart.id) – Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Blitar sukses menggelar liga pelajar tingkat SMP dan SMA. Agenda rutin tahunan dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) tersebut yang digelar mulai 25 September hingga 10 Oktober 2023 di Stadion Supriyadi Kota Blitar dengan diikuti kurang lebih 30 tim sepak bola se Kota Blitar.
Dalam pidatonya saat membuka liga pelajar, Wali Kota Blitar, Santoso, mengatakan ajang liga pelajar untuk mendukung program Pemerintah Kota Blitar dalam menjaring atlet muda berbakat pada cabang olahraga sepakbola. Sehingga akan muncul potensi generasi muda sepakbola, yang bisa mengharumkan nama Kota Blitar.
Untuk juara 1 kategori Sekolah Menengah Pertama (SMP) di raih SMP Negeri 4 usai mengalahkan SMP Negeri 3 dibabak final. Sedangkan SMA Negeri 2 meraih juara pertama setelah unggul atas SMK Islam Kota Blitar.
Namun sejumlah orang tua murid dan siswa pemain SMP Negeri 4 Kota Blitar, menyanyangkan pembagian hadiah uang tunai sebesar Rp5 juta yang dinilai tidak adil.
Menurut informasi, dari 20 pemain awalnya hanya mendapatkan pembagian uang sebesar Rp100 ribu per anak. Setelah diprotes orang tua murid dan siswa, pihak sekolah memberikan tambahan sebesar Rp50 ribu.
“Anak-anak bermain hampir 2 minggu sejak awal liga pelajar bergulir, dan pastinya sangat melelahkan. Tapi setelah juara apa yang didapat anak-anak tidak sebanding dengan perjuangan mereka,” ungkap salah satu orang tua siswa, yang enggan disebutkan namanya.
Orang tua siswa juga menyesalkan tindakan pihak sekolah SMP Negeri 4 Kota Blitar yang memperlakukan siswa pemain dengan tidak adil.
“Kenapa semua hadiah tidak diberikan kepada siswa dan tim official, kita membeli sepatu sepakbola untuk anak seharga Rp300 ribu lebih tapi yang didapat tidak sebanding,” imbuh orang tua siswa lalinnya.
Bahkan siswa pemain merasa kecewa dengan pembagian uang hadiah yang tidak sebanding dengan perjuangan mereka selama bertanding.
Selama hampir 2 bulan berlatih untuk persiapan liga pelajar, siswa tidak mengikuti jam pelajaran sehingga menggangu proses belajar mereka. (tok)