Pasuruan (Jatimsmart.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyampaikan, bahwa organisasi keagamaan, termasuk di dalamnya Muhammadiyah dan Aisyiyah, merupakan mitra strategis pemerintah dalam pemberdayaan daerah.
Hal tersebut disampaikan Emil saat menghadiri Milad Aisyiyah ke-106 dan Launching Aisyiyah Training Center (ATC) di Desa Kertosari-Purwosari Kab. Pasuruan, Minggu (23/7/2023).
“Muhammadiyah dan Aisyiyah ini harus kita jadikan mitra strategis dalam pembahasan ini. Apalagi Aisyiyah telah menyampaikan semacam manifesto yang sangat komprehensif dari mulai partisipasi di lembaga publik sampai tentunya pemberdayaan di daerah,” katanya.
Emil menjelaskan, di umurnya yang sudah lebih dari seabad, eksistensi Aisyiyah menjadi penting bagi gerakan Islam dan perempuan berkemajuan. Selain itu, Aisyiyah juga menginspirasi kebangkitan dan kemajuan kaum perempuan yang ada di Jawa Timur.
Salah satu kontribusi Muhammadiyah dan Aisyiyah selama ini, sebut Emil, adalah kiprahnya di bidang pendidikan yang sangat menonjol. Sehingga, posisinya dalam isu edukasi seperti zonasi haruslah jelas.
“Saya ingin menekankan mari kita hilangkan anggapan bahwa sekolah negeri itu lebih baik. Karena saya ingin menunjukkan bahwa kalau ingin pendidikan yang berkualitas, tidak hanya di negeri tapi di swasta juga bagus. Termasuk di sekolah-sekolah Muhammadiyah,” katanya.
Meski begitu, Emil menjelaskan bahwa selama ini reputasi Muhammadiyah dalam pendidikan memang sudah bagus. Hanya saja, ada beberapa tantangan seperti penggolongan siswa yang masih butuh solusi.
“Karena zonasi ini, banyak orang tua yang mencari swasta berkualitas. Tapi biasanya terhalang biaya. Saya mengajak kita identifikasi ini karena mereka berpotensi menambah talenta-talenta didik,” katanya.
“Tapi nggak semua masalah selesai dengan mengkategorikan tidak mampu dan mampu. Ada yang in-between. Jadi mungkin mereka bisa mendapatkan meritokrasi berdasarkan jenjang-jenjang tertentu,” tambah Emil.
Sementara itu, Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayyinah mengatakan bahwa setiap anggota Aisyiyah yang hadir merupakan mereka yang memiliki kualitas kepemimpinan.
Terlebih karena masing-masing mereka, bersama dengan anggota Aisyiyah yang lain, berusaha menjadi representasi dari 7 Karakter Perempuan Berkemajuan yang memiliki 10 komitmen Aisyiyah.
Tujuh karakter itu antara lain Iman dan Takwa, Taat beribadah, Akhlak Karimah, Berfikir Tajdid, Bersikap Wasatiyah, Amaliah Salihah, dan Sikap Inklusif.
Sedangkan 10 komitmennya yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelestarian lingkungan, penguatan keluarga sakinah, pemberdayaan masyarakat, filantropi berkemajuan, aktor perdamaian, partisipasi publik, kemandirian ekonomi, peran kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
“Ini menjadi tanggungjawab kita semua di berbagai tingkatan. Agar supaya kita bisa benar-benar menjadikan organisasi ini sebagai gerakan da’wah,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Emil, Salmah beserta Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur Rukmini dan Ketua PWM Jatim Sukadiono meninjau ATC. Gedung ini merupakan tempat pelatihan pertama yang dimiliki Aisyiyah di Indonesia.
ATC sendiri memiliki beragam fasilitas, mulai dari Balai Latihan Kerja (BLK), guest house, asrama dengan kapasitas 14 kamar, dan juga mini aula.(red)