Kediri (Jatimsmart.id) – Panen raya bagi para pengusaha Tahu di Kota Kediri pada momen ramadhan dan idul fitri kali ini nampaknya tak bisa lagi diharapkan. Omzet harian para perajin pun turun drastis di masa pandemi Corona ini.
Santoso, pengusaha tahu dengan merek dagang Bintang Barokah di Gg. II Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren mengaku omzetnya anjlok.
“Biasanya bikin 32 masakan, sekarang hanya 17 masakan saja,” kata Santoso. Dalam 1 kali masakan sebanyak 200 tahu, jadi biasanya ia mengolah 6.400 potong tahu takwa, kini tinggal 3.400 potong saja.
Menurut Santoso, jumlah pembelinya menurun drastis. Padahal, biasanya weekend di bulan puasa, banyak orang dari luar kota pulang kampung. Mereka akan membeli pengangan khas dari Kota Kediri ini. Santoso pun pesimis Lebaran nanti, ia akan panen rezeki seperti tahun-tahun sebelumnya, mengingat adanya larang mudik bagi para perantau.
“Sekarang hanya mengandalkan pasar tradisional saja yang masih membeli. Kalau pembeli eceran, hanya dari pembeli lokal,” kata Santoso. Ia masih mengirim untuk permintaan pasar di sekitar Kota Kediri mulai dari Trenggalek, Kertosono, dan Nganjuk. Surabaya yang biasanya juga pangsa pasar produksi, kini PSBB sehingga produknya tidak bisa dikirim.
Pun para penjual oleh-oleh sebagai salah satu tempat penjualan tahu sepi pelanggan. Sentra oleh-oleh di Jl. Pattimura misalnya, saat ini sepi pembeli.
“Biasanya dari luar kota, sekarang tidak ada,” kata Nurul, salah satu penjaga toko oleh-oleh “Poo” yang legendaris di Kota Kediri. Toko oleh-oleh ini pemain lama, baru kali ini merasakan turunnya omzet penjualan menjelang Lebaran.
Sementara itu dengan kondisi ini, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri melakukan beberapa langkah untuk membantu para pengusaha makanan dan minuman ini agar tetap bertahan.
“Kita buat kursus online melalui grup WA untuk mereka dapat mempromosikan jualannya online,” kata Nur Muhyar, Plt Kepala Disperdagin Kota Kediri
Untuk langkah langsung, ada rencana dari Disperdagin untuk membeli produk para pengusaha makanan dan minuman sebagaimana dilakukan untuk pengusaa tenun ikat Kediri. Makanan dan minuman itu akan dijadikan bingkisan Lebaran untuk para pekerja UMKM yang tahun ini tak dapat THR.
“Langkah ini sedang dibahas untuk realisasinya,” imbuh Nur Muhyar. (*)