Tulungagung – Kepolisian Republik Indonesia menggelar Operasi Lilin Semeru 2018. Pos pengamanan didirikan di seluruh Polres jajaran, 21 Desember 2018 – 1 Januari 2019, termasuk di Polres Tulungagung, untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru.
Ada 11 posko didirikan di titik rawan. Dua pos pantau didirikan di Gereja Santa Maria dan Pantai Gemah. Dua pos pelayanan didirikan di Stasiun Tulungagung dan Terminal Gayatri. Sedangkan tujuh pos pengamanan didirikan di Ngantru, alun-alun, Ngunut, Waduk Wonorejo, Bandung, Besuki dan Lembu Peteng dengan total 510 personel gabungan bersama TNI dan instansi di Pemerintahan Kabupaten Tulungagung.
Namun ada yang unik dan berbeda, dari Posko yang didirikan oleh Polres Tulungagung ini. Beberapa Posko dibangun dengan nuansa tradisi budaya lokal, dengan menggunakan bambu beratap daun kering, dengan mengedepankan sisi humanis.
Ini diharapkan dapat menjadi tempat yang nyaman untuk masyarakat khususnya generasi milienial.
Didalamnya Polres Tulungagung menempatkan beberapa tulisan dengan pesan kamtibmas, slogan anti hoax serta pemilu damai menjelang pesta demokrasi 2019 mendatang.
“jaga persatuan dan kesatuan dalam proses pilrpres”, “perang dan lawan hoax” adalah dua diantara pesan yang disematkan.
“Selain untuk kita mengamankan mereka yang sedang merayakan Natal dan menghabiskan waktu libur panjang di sejumlah kawasan wisata, pos ini kita buat untuk sosialisasi pemilu damai dengan nuansa khas Tulungagung” kata Akp. Wisnu Kuncoro, Kasat Lantas Polres Tulungagung, Selasa (25/12/2018)
Ke khasan Tulungagung, sangat kental pada Posko yang diantaranya berada di Alun-alun dan kawasan Lembu Peteng ini dengan keberadaan warung kopi cethe (ampas kopi). Masyarakat yang hadir bisa dengan santai, bercengkrama sembari meminum kopi, dan melukis rokok mereka. Cethe sendiri sangat akrab dengan warga Tulungagung. Sejumlah lukisan dari cethe pun terpajang sebagai hiasan di Pos tersebut.
“semoga situasi di Kabupaten Tulungagung terus aman dan kondusif,” pungkasnya. (pam/ydk)