Surabaya (Jatimsmart.id) – Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur (Diskominfo Jatim) mengajak pelaku sektor wisata tetap menjalankan protokol kesehatan, meski saat ini hampir seluruh kabupaten/kota di Jatim, masuk zona kuning atau level dua.
“Hanya tinggal Kota Blitar saja yang zona orange, sedangkan kabuupaten/kota lainnya sudah zona kuning sehingga perlu kesiapan salah satunya sektor wisata sehingga bisa bangkit kembali,” ungkap Kepala Diskominfo Jatim, Benny Sampirwanto.
Menurutnya, sektor pariwisata menjadi perhatian khusus pemerintah karena mampu mendatangkan kunjungan hingga puluhan juta wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
Dengan mulai normalnya kondisi kesehatan di seluruh daerah, maka Kadis Kominfo menilai, persiapan harus dilakukan untuk menyesuaikan kondisi pasca pandemi. Lebih lanjut menurutnya, untuk menjalankannya, maka bukan hanya tugas pemerintah saja tetapi seluruh pelaku sektor wisata sehingga perekonomian di sektor ini berajak normal.
“Kami sengaja menggelar acara ini untuk mengumpulkan lembaga di sektor wisata, baik pemerintah maupun swasta khususnya di wilayah Madiun raya, sehingga bisa bersama-sama mengatur strategi untuk menghidupkan kembali sektor wisata,” ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Industri Pariwisata Disbudpar Jatim, Ansori mengatakan strategi yang bisa dilakukan untuk menarik minat wisatawan pasca pandemi adalah memberikan jaminan kepada wisatawan bahwa, Pariwisata Jawa Timur saat ini sangat responsible tentang protokol.
“Disiplin protokol kesehatan di tiap destinasi menjadi branding ampuh untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi wisatawan untuk berkunjung di suatu wilayah,” ucapnya.
Memberikan insentif perjalanan (diskon, promo, fasilitas Antigen/ G-Nose dll, transportasi) atau insentif bentuk lain, sehingga menggugah wisatawan berwisata kembali. Menyediakan iklan promosi pariwisata yang menarik bagi wisatawan (FILM, Virtual Tour, Reels, Tik Tok dll).
“Survey menunjukkan bahwa preferensi produk wisata yang diinginkan wisatawan saat ini adalah Private atau menghindari keramaian, nature atau alam ecotourism/ eco wisata wellness tourism atau wisata sehat, adventure/ outdoor activity. mengutamakan kualitas daripada kualitas atau small in size, dan localize atau desa wisata,” jelasnya. (*)