Kediri – Batik telah ditetapkan Unesco menjadi salah satu warisan budaya milik bangsa Indonesia. Hingga kini warisan budaya ini masih memerlukan perhatian yang lebih. Terutama untuk menarik minat generasi milenial mencintai batik. Muncullah upaya-upaya untuk membuat batik makin menarik. Salah satu upayanya adalah membuat motif batik modern dan warna baru batik yang akan membuat milenial tertarik pada batik.
Sekelompok ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Dandangan Kota Kediri menekuni usaha membatik. Mereka membuat terobosan baru dengan menambahkan aneka jenis motif sejarah dan potensi daerah. Adapun yang menjadi role model misalnya kesenian jaranan, sungai Brantas, jajanan gethuk pisang dan tahu kuning.
“kita harus inovasi terus untuk narik minat khususnya kalangan milineal” kata Kasiana , perajin batik Dandangan
Kreativitas baru ini ternyata mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas. Terutama generasi milenial yang biasanya menyukai trend fashion kekinian. Motif dan warna baru sukses membuat milenial tertarik pada batik.
Kasiana, menjelaskan bahwa generasi muda atau milenial cenderung menyukai motif-motif yang kontemporer. Motif-motif demikian dianggap mengikuti perkembangan zaman dengan pola yang biasanya abstrak.
Para perajin batik tidak hanya membuat motif-motif kontemporer. Sebab hal itu akan menghilangkan kesan tradisionalnya. Oleh karena itu, motif batik biasanya dikombinasikan dengan motif zaman dahulu.
Beberapa jenis batik yang diproduksi oleh kelompok ibu rumah tangga ini. Ada batik tulis, batik cap, batik kombinasi dan juga batik jumput.
Harga batik inipun bervariasi, misalnya satu lembar kain batik cap dijual dengan harga Rp. 150 ribu hingga Rp. 200 ribu. Sedangkan harga untuk batik kombinasi biasanya mulai dari Rp. 250 ribu sampai Rp. 350 ribu. Batik tulis memiliki harga yang lebih tinggi yaitu mulai dari hingga Rp. 1 juta. Terlebih jika menggunakan bahan dari kain sutra..
Kasiana menuturkan ada sekitar 20 orang ibu rumah tangga yang turut menekuni usaha membatik. Sebuah sanggar khusus disediakan di Kelurahan Dandangan ini untuk membatik. Kelompok ini memanfaatkan waktu luang mereka untuk membatik di samping menjadi ibu rumah tangga. Tak jarang pekerjaan itu dibawa pulang ke rumah.
Saat ini para perajin sudah mulai memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk batik. Selama ini produk mereka dipesan oleh masyarakat dari luar Kediri, seperti Malang, Palembang, Lampung hingga Kalimantan. Selain itu mereka juga menerima pesanan dari lingkungan kedinasan Kediri. (ydk/sam)
baca juga : Gubuk Sawah Wisata Instagramable