Kediri (Jatimsmart.id) – Persik Kediri telah menerima secara resmi surat keputusan (SK) PSSI tentang kelanjutan kompetisi Liga 1 2020. Menyikapi surat nomor SKEP/53/VI/2020 itu, Presiden Klub Persik Abdul Hakim Bafagih menghargai keputusan federasi.
“Kami berusaha menerima keputusan PSSI. PSSI sudah punya pertimbangan yang cukup menurut mereka,” kata Hakim.
Sebagai induk organisasi tertinggi sepak bola tanah air, menurut Hakim, klub mau tidak mau harus tunduk. Namun, terkait kompetisi tahun ini, sikap Persik tidak pernah berubah. Yakni setuju bahwa menghentikan liga dan menggantikan dengan turnamen adalah jalan terbaik.
“Kompetisi di tengah pandemi sangat berisiko. Apalagi pandemi COVID-19 di Indonesia belum tampak melandai. Jangankan melandai, titik puncaknya saja belum selesai,” tandasnya.
Oleh karena itu, klub menginginkan pelaksanaan kompetisi di masa pandemi perlu menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hakim mengapresiasi upaya PSSI dalam merumuskan protokol tersebut. Begitu pun informasi terbaru bahwa PT Liga Indonesia Baru (LIB) akan menanggung biaya rapid test dan pencegahan COVID-19 selama kompetisi berlangsung.
Dalam SK yang diterbitkan 27 Juni lalu itu, PSSI juga menerangkan tentang renegosiasi kontrak pemain. Hakim mengatakan, Persik Kediri akan menyesuaikan negosiasi sesuai dengan SK.
“Meski menjadi masalah yang sensitif, tapi semua stakeholder industri sepak bola wajib mengikuti keputusan tersebut,” ungkapnya.
Sayangnya, kejelasan hak komersial klub dari bulan April sampai hari ini serta penyesuaian jumlahnya belum ada walaupun SK tersebut sudah terbit. Menurut Hakim, semua klub bakal mengalami kesulitan finansial saat kompetisi berjalan di tengah pandemi. Apalagi pertandingan setiap pekannya tidak dihadiri suporter di stadion.
“Seperti yang pernah kami usulkan, hak komersial klub idealnya adalah sebesar Rp 1,2 sampai Rp 1,5 miliar setiap bulan,” tegasnya.
Di tengah pandemi seperti sekarang, Hakim mengatakan, tidak ada pihak yang diuntungkan sama sekali. Semua dirugikan. Mulai federasi, operator liga, klub, sponsor, dan suporter. Hanya saja, semua pihak perlu berusaha menyiasati untuk meminimalisir kerugian-kerugian yang dialami.
Hakim berharap, kasus pandemi COVID-19 bisa melandai dan Indonesia segera pulih. Sehingga Liga Indonesia mendapatkan jalan terbaik sebagai olahraga, industri sekaligus hiburan bagi masyarakat.
“Kita semua berharap liga berjalan dengan baik,” pungkasnya. (*)