Trenggalek (Jatimsmart.id) – Selain hamparan pantainya yang indah, Kabupaten Trenggalek di Jawa Timur memiliki kawasan wisata yang eksotik, yang sayang untuk dilewatkan. Adalah, Hutan Mangrove Pancer Cengkrong. Pengunjung dapat menikmati dan mengenal beragam jenis Tanaman Bakau dengan menyusuri Jembatan Galau.
Berada di Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Hutan Mangrove Pancer Cengkrong ini cukup instagramable. Untuk memasuki kawasan ini, pengunjung cukup merogoh kocek Rp. 5.000 untuk tiket. Dan untuk parkir dikenakan biaya Rp. 2.000 saat hari biasa dan Rp. 3.000 saat hari libur.
Pengelolaannya wisata Hutan Mangrove ini kini berada di bawah Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Kejung Samodra. Yang beranggotakan masyarakat sekitar Desa Karanggandu.
Saat memasuki kawasan konservasi Bakau, pengunjung akan menemukan sebuah gapura. Di dekat gapura terdapat tugu pembangunan yang tertulis angka 2012. Angka tersebut menandakan tahun pembangunan lokasi ini. Sebelum melihat berbagai spesies Tanaman Bakau, pengunjung harus melewati tanah berlumpur. Tempat tumbuh Mangrove ini berada di atas tanah lumpur yang terbawa aliran Sungai Kalisongo. Sungai ini bermuara di Pantai Congkrongan.
“Selain pemandangannya yang cantik, kita bisa mengenali banyak jenis Mangrove disini,” kata Fanva, pengunjung asal Tulungagung.
Di Wisata Hutan Mangrove Pancer Congkrong ini banyak tumbuh spesies yang berbeda. Diantaranya Sonneratia Alba, Rhizopora Apiculata, Ceriops Tagal, Avicennia Alba, Excoecaria Agallocha, Bruguiera Sexangula, Xylocarpus Moluccensis dan Aegiceras Corniculatum.
Di Hutan Mangrove ini terdapat sebuah jembatan yang nyentrik, Jembatan Galau namanya. Melalui Jembatan yang terbuat dari kayu ini, pengunjung dapat menikmati dan mengenali beragam jenis Tanaman Bakau tersebut. Di setiap sudut Jembatan Galau berdiri gazebo-gazebo untuk pengunjung yang ingin berteduh. Selain Hutan Mangrove, anda juga akan disuguhi pemandangan pegunungan yang mengelilingi kawasan ini.
Selain berjalan kaki, pengunjung juga bisa mengelilingi Hutan Mangrove dengan naik perahu yang disediakan. Cukup dengan membayar sekitar Rp. 10.000 per orang. Dan jika tertarik dan ingin mendapatkan pengalaman tentang pengelolaan pohon bakau, pengunjung dapat mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pengelola.
Keberadaan Hutan Mangrove ini sangat penting sebagai perisai menghalangi material yang terbawa aliran sungai menuju laut dan juga perisai alam untuk menghalangi dan mengurangi kekuatan ombak besar yang menerjang daratan. (nun/ydk)