Trenggalek – Kedatangan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, mendapat sambutan positif dari para nelayan di Teluk Prigi, Trenggalek. Menurut para nelayan, kehadiran perempuan “nyentrik” ini dapat memberikan semangat baru bagi mereka.
Banyak permintaan demi kesehjateraan nelayan disampaikan pada Susi. Secara umum, perwakilan nelayan Abdul Khawid mengatakan, perlu adanya perbaikan sistem fungsi TPI sebagai tempat pelelangan ikan yang sebenarnya. Pengurusan dokumen, surat ijin kapal bisa diproses satu atap, ada perwakilan di prigi untuk mempercepat segala pengurusan, Break water atau pemecah gelombang, serta hal lain yang menyangkut kegiatan bernelayan mereka.
Susi mencatat semua hal itu, namun Susi enggan mengabulkan semua permintaan nelayan. Susi menolak permintaan bantuan pemecah gelombang yang dianggap kurang tepat .
“Saya tidak setuju pemecah gelombang. Saya lebih setuju pembangunan Jeti-jeti yang memanjang. Mobil bisa lewat atasnya, bongkar gampang,” tolak Susi saat meresmikan TPI Higienies, di Kabupaten Trenggalek, Selasa (05/02/2019).
Lebih lanjut menurut Susi ini dapat mematikan arus, menyebabkan laut kotor dan berbau. Pembangunan break water pun dinilai susi justru menyulitkan gerak petani dalam bongkar hasil tangkapan.
“jalan dibatu aja sulit, nanti bawa ikan jatuh, ikannya malah balik lagi ke laut. Bapak tidak boleh lagi minta pemecah gelombang, saya tidak mau. Kalau masih minta break water berarti kalian bukan nelayan,” imbuhnya tegas.
Sementara itu Susi juga meminta komitmen para nelayan untuk terus berbenah, sebab selama ini Susi melihat nelayan di Trenggalek kerap melanggar aturan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Salah satunya yang terus disinggung Susi mengenai perburuan benur dan penggunaan mata jaring ikan yang sangat kecil sehingga merusak ekosistem laut. (pam/ydk)