Tulungagung (Jatimsmart.id) – Mewabahnya Virus Corona (COVID-19) membuat perajin masker rumahan di Tulungagung terpaksa nglembur untuk mengerjakan pesanan yang meningkat tajam. Mereka bahkan kwalahan melayani pesanan yang kini tak hanya datang dari pabrikan, melainkan apotek dan masyarakat.
Dirumahnya di Desa Batangsaren, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung ini, Eni Kusrini mengebut pesanan masker berbahan kain SBX, sejenis kain kaos yang meningkat hingga tiga kali lipat. Jika biasanya mereka hanya mengerjakan pesanan masker dari salah satu pabrik kaca di Sidoarjo, kini mereka ramai mendapat pesanan dari beberapa apotek sejak mewabahnya COVID-19 di Indonesia.
Pada masker buatannya, Eni menambahkan kapas di bagian tengah lipatan yang berfungsi untuk menyerap partikel-partikel debu. Ini bisa jadi alternatif disaat langkanya masker medis dipasaran.
“Bersaman sekolah-sekolah diliburkan untuk cegah penyebaran virus corona, pesanan meningkat hingga 3 kali lipat. Biasanya sehari hanya mampu mengerjakannya 600 lembar kini mampu mengerjakan hingga 2.200 lembar,” kata Eni.
Untuk menyelesaikan seluruh pesanan dari pabrik dan beberapa apotek di Tulungagung, Eni Kusrini terpaksa harus lembur hingga larut malam. Bahkan, juga menambah ongkos jahitan para pekerjanya agar lebih giat dan cepat.
Masker produksi Eni Kusrini yang dirintis sejak tahun 2008 ini menjadi pilihan alternatif warga di tengah wabah COVID-19 yang menyebabkan sulitnya mencari masker medis. Jika adapun harganya mahal. Meski demikian, Eni Kusrini tidak memanfaatkan momen ini untuk menaikan harga jual. Ia tetap mematok harga seperti saat kondisi normal, yakni Rp. 24 ribu per bungkus plastik berisi 20 lembar. (pam/ydk)