Kediri (Jatimsmart.id) – Pertama kali di Kabupaten Kediri, di bawah pemerintahan Bupati Hanindhito Himawan Pramono saat ini guru pendidikan agama non formal mendapatkan bisyaroh atau bantuan insentif. Total pada tahun 2021 ini, ada 7.139 guru mendapatkan insentif sebesar Rp100 ribu tiap bulannya.
Bupati Hanindhito atau akrab disapa Mas Dhito menyampaikan kesejahteraan orang-orang yang membangun moral bangsa ke depan harus diperhatikan. Pemberian insentif itu, sebagai salah satu wujud komitmen dalam memperhatikan kesejahteraan nasib guru agama non formal yang ada di Kabupaten Kediri.
“Kalau ada yang berani mengganggu kepentingan guru Madin, maka yang bersangkutan berhadapan dengan saya,” katanya dalam acara penyerahan insentif secara simbolis kepada guru pendidikan agama non formal di Pondok Pesantren Salafiyah Kapurejo, Desa Pagu, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri pada Jumat (19/11/2021).
Secara rinci, 7.139 guru pendidikan non formal yang mendapatkan insentif untuk Agama Islam yang meliputi guru Madrasah Diniyah (Madin) dan Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) jumlahnya 6.366 guru. Agama Kristen sebanyak 685 guru, 37 Katolik serta 51 guru Hindu. Pelaksanaan, uang ditransfer ke rekening masing-masing.
Program pemberian insentif itu menurut Mas Dhito akan berlanjut. Kedepan tetap dilakukan pendataan ulang, sehingga bagi guru-guru agama yang saat ini belum tercover dapat memiliki kesempatan untuk mendapatkan insentif.
“Insyaallah bertahap nanti kalau kita datanya sudah lengkap, kita sudah bisa pilah, mana saja guru madin yang berhak menerima. Secara bertahap mungkin kita akan naikkan nanti,” ungkap Mas Dhito.
Mas Dhito menegaskan, pihaknya akan terus mengawal program pemberian insentif itu, jangan sampai penyalurannya tidak tepat sasaran. Sebab, selama ini banyak sekali program pemerintah baik di tingkat kabupaten dan kota maupun provinsi, bahkan di tingkat pusat yang masih tidak tepat sasaran.
“kita yang di tingkat kabupaten, tapi tidak ada alasan untuk tidak tepat sasaran. Dan saya yang akan terus mengawal,” tandasnya.
Pemberian insentif itu pun disambut baik oleh guru agama non formal. Sebagaimana disampaikan Meri Wahyu Kristin salah satu guru sekolah Pasraman disalah satu pura daerah Bangsongan, Kecamatan Kayen Kidul. Selama belasan tahun mengabdi menjadi guru, dia mengaku baru kali ini mendapatkan bantuan insentif dari pemerintah.
“Sangat bersyukur dan nggak nyangka, kita selama ini bekerja atas kemanusiaan,” akunya. (Ad/adv/kominfo)