Kediri (Jatimsmart.id) – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau yang akrab disapa Mas Dhito mengajak petani di Kabupaten Kediri untuk memulai bertani organik.
Mas Dhito menyampaikan, pertanian organik memiliki nilai ekonomi jauh menguntungkan dibandingkan konvensional. Sebab, dengan tani organik biaya produksi dapat ditekan karena petani tidak lagi ketergantungan dengan pupuk kimia.
“Kita sekarang dengan program desa inovasi tani organik (DITO) ini memberikan pelatihan dan pendampingan untuk pembuatan pupuk dan bagaimana cara menanam tani organik yang baik dan benar,” katanya saat melakukan pertemuan dengan petani di Desa Muneng, Kecamatan Purwoasri, Selasa (11/1/2022).
Kesulitan untuk bertani organik diakui Mas Dhito yakni masalah bagaimana untuk memulai. Sebab, petani harus bersabar satu sampai dua tahun untuk memperbaiki atau menetralisir tanah dari yang sebelumnya biasa menggunakan pupuk kimia.
“Jadi tani organik ini enggak bisa dari kimia langsung diganti ke organik ini perlu proses yang cukup panjang,” terangnya.
Pun begitu setelah berjalan dan menikmati hasilnya, diyakini akan banyak petani yang tertarik beralih ke tani organik. Sebagaimana dalam pertemuan dengan petani di Desa Muneng, Kecamatan Purwoasri itu, para petani bahkan berharap cakupan lahan pertanian organik lebih luas.
“Jadi tadi antusiasme para petani sudah banyak, bahkan tadi ada salah satu usulan dari teman-teman kelompok tani yang cukup menarik bahwa pemerintah desa kalau bisa menyediakan sedikit lahannya untuk memulai tani organik,” bebernya.
Kecamatan Purwoasri merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kediri dengan hamparan sawah yang paling besar. Daerah ini menjadi lokasi dimulainya tani organik melalui program DITO dengan cakupan luas lahan 11,4 hektar. Mas Dhito berharap ke depan program itu dapat berjalan di wilayah lain.
“Saya menghimbau kepada seluruh petani yang ada di Kabupaten Kediri agar mulai berpikir untuk masuk ke dalam dunia tani organik,” tandasnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri Anang Widodo menambahkan, output program DITO pertama menghasilkan produk yang murni organik yang bisa di manajemen dari hulu sampai hilir dan tersertifikasi.
Kedua bagaimana program DITO bisa mengurangi ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia. Dalam hal ini, konsep yang telah dijalankan yakni pengurangan pupuk kimia antara 30 sampai 50 persen.
“Kami berharap dengan program DITO untuk pengurangan pupuk kimia ini, teman-teman petani bisa lebih mandiri. Itu salah satu tujuan utamanya bagaimana kemandirian bisa tercapai,” tambahnya.
Jumlah produksi dari penerapan tani organik dari hasil pengujian minimal sama dengan tani konvensional, bahkan lebih. Untuk memperluas program DITO, pada tahun 2022 ini di tiap kecamatan akan dibuat demplot atau lahan percontohan dan sekolah lapang yang bisa dijadikan tempat belajar petani untuk bertani organik. ( ydk/adv/kominfo)