Lamongan (Jatimsmart.id) – Guna melestarikan kebudayaan Jawa atau nguri-uri kabudayaan Jawi di Lamongan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan bersama Paguyuban Budaya Wilwatikta, menggelar acara mangayubagya tanggap warsa 1 sura 1957 Jawa, di Makam Nyai Andongsari tepatnya di Desa Sendangrejo, Ngimbang, Kabupaten Lamongan.
Kegiatan tersebut diadakan, sekaligus juga untuk merayakan Tahun Baru 1957 Saka yang dikemas dalam acara satu hari satu malam. Selain itu, kegiatan ini menjadi momen penting bagi budayawan Lamongan, hal itu pertama kalinya sebanyak 60 pengurus Peguyuban Budaya Wilwatikta diwisuda atau dilantik.
Sebelum pelantikan, para budayawan dari berbagai belahan Wilayah Lamongan menjalankan serangkaian tradisi. Mulai dari Jamasan (membersihkan atau mandi) di Sendang Sidowayah dan Kamulyan sebagai bentuk mensucikan diri secara jiwa dan raga, yang kemudian dilanjutkan kirap pataka menuju makam Nyai Andong Sari, hingga ruwatan.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, melalui pers rilis Diskominfo Kabupaten Lamongan, pada Kamis (3/8/2023) menyampaikan, pelestarian budaya Jawa melalui tradisi Suraan menjadi semangat, sekaligus momentum introspeksi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menapaki tahun baru.
“Selamat kepada budayawan yang sudah di lantik dan terima kasih terus bersama pemerintah nguri-uri kabudayaan, budaya jawi, budaya masyarakat Lamongan, menjadikan tanggal 1 Sura menjadi semangat dan intropeksi diri momentum untuk terus memperbaiki, menyempurnaakan, dan mendekatkan kepada Allah SWT,” ucap Bupati Lamongan yang kerap disapa Pak Yes itu.
Sedangkan, Pengurus Paguyuban Budaya Wilwatikta, Eyang Sriyadi Purwo Wiyoso mengungkapkan, terdapat tiga tugas utama budayawan Lamongan yang sekaligus menjadi harapan hadirnya pengurus budayawan Lamongan, yakni ruwat sukerta, ruwat sangkala, dan ruwat bumi Lamongan.
“Pengurus Budaya Wilwatikta sudah diwisuda atau dikukuhkan, saya atas nama pengurus Budaya Wilwatikta mengucapkan terima kasih, Pemerintah Kabupaten Lamongan, kami mohon motivasi serta sarannya untuk kedepan,” tutur Eyang Sriyadi.
Sebagai bentuk wujud syukur, pada kegiatan ini juga dilaksanakan tumpengan dengan menyajikan 57 tumpeng sebagai lambang tahun Saka Jawa yang diambil dari dua angka terakhir. Tak hanya itu, Paguyuban Budaya Wilwatikta juga menyediakan 45 uba-rampe sesaji sura sebagai simbol tindak tanduk manusia.
Diketahui, acara mangayubagya tanggap warsa 1 sura 1957 Jawa tersebut kemudian juga dilanjutkan dengan wayangan sejarah tutur tinular Nyai Andong Sari di malam harinya. (red/kjt)