Tulungagung (Jatimsmart.id) – Masih minimnya jumlah lembaga inkubator bisnis di Tulungagung berimbas kepada kemajuan UMKM. Hal ini tergambar dalam Diskusi Ekonomi Berbasis Digital yang digelar oleh Lembaga Inkunbator Bisnis Sakha Tech. Lembaga ini fokus membantu pelaku UMKM untuk dapat beralih ke metode digital.
Kemajuan teknologi yang terjadi saat ini harus segera diadaptasi oleh para pelaku usaha. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan kebiasaan konsumen yang sering melakukan transaksi secara online.
Komisaris Lembaga Inkubator Bisnis Sakha Tech, Khamim mengatakan Tulungagung sebenarnya sudah memiliki Perda yang melindungi pelaku UMKM. Dalam Perda ekonomi kreatif no 16 tahun 2019 tentang perlindungan dan pengembangan ekonomi kreatif terdapat beberapa poin yang mengatur hal tersebut. Salah satunya progeam digitalisasi UMKM yang hingga saat ini belum berjalan maksimal. Masih minimnya jumlah lembaga inkubator menjadi salah satu kendalanya.
“Selain itu minim informasi juga terkait peralihan digitalisasi UMKM, ” ujarnya, Sabtu 5 Agustus 2023.
Dalam diskusi ini, Khamim mengajak pelaku UMKM untuk bergabung lengan Lembaga Inkubator Bisnis Sakha Tech. Selain mendapatkan pendampingan bisnis di sektor permodalan dan manajemen, mereka juga akan dibimbibg untuk mengembangkan bisnis. Sebagai langkah awal lembaga ini akan memilih pelaku UMKM untuk dijadikan pilot project.
“Target awal kita membuat 10 UMKM menjadi pilot project digitalisasi,” tuturnya.
Sementara itu Direktur Lembaga Inkubator Bisnis Sakha, M Ilham Nur Hakim berharap melalui program ini dapat mengembangkan UMKM di Tulungagung. Kemajuan teknologi saat ini harua segera di adaptasi oleh pelaku usaha. Terlebih berdasarkan riset, terdapat perubahan perilaku konsumen yang sering melakukan transaksi secara online.
“Pelaku UMKM harus segera beralih ke digital untuk tidak tertinggal,” pungkasnya.