Malang (Jatimsmart.id) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengejar target swasembada susu pada tahun 2029 mendatang. Alasan inilah yang mendorong Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa terus melakukan perluasan budidaya sapi perah di Jawa Timur.
“Secara nasional kebutuhan susu nasional kita 80% nya masih impor. Termasuk di Jatim juga masim impor sekitar 217 ribu ton. Oleh sebab itu, kita harus memaksimalkan titik-titik yang memungkinkan untuk budidaya sapi perah,” kata Khofifah usai melakukan kunjungan kerja di PT. Greenfields Indonesia, Malang, Kamis, 5 Desember 2019.
Khofifah memaparkan, untuk mencapai target tersebut sedikitnya dibutuhkan sekitar 30 ribu ekor sapi baru. Dengan kapasitas produksi susu perekor minimal 20 liter per hari. Karenanya, jika kebutuhan 30 ribu ekor sapi tersebut bisa terpenuhi, maka Jatim akan bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Serta mendukung kebutuhan industri susu di provinsi lain.
“Kita sangat berharap para pengusaha termasuk Greenfields bisa terus berinvestasi dan memperluas peternakan sapi perah di Jatim. Bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan industri susu di Jatim tapi juga se Indonesia,” tuturnya.
Khofifah menambahkan, Pemprov Jatim baru saja melakukan misi dagang ke Provinsi Kaltim yang merupakan calon ibukota negara Indonesia. Lewat misi dagang tersebut diketahui, bahwa sebagian besar kebutuhannya adalah makanan dan minuman termasuk susu di dalamnya. Dimana, hampir 80 persen kebutuhan logistiknya disuplai dari Jatim.
“Kita optimis ketika secara bertahap proses pembangunan ibukota negara mulai dilaksanakan di Kaltim pasti kebutuhan logistik termasuk makanan dan minuman akan meningkat tajam kebutuhan suplainya dari Jatim. Tak terkecuali kebutuhan akan susu, dan ini merupakan peluang besar untuk Jatim. Jangan disia-siakan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, berbagai upaya tersebut sesuai amanat Presiden Jokowi untuk mengurangi impor dan mendorong ekpsor. Salah satunya seperti yang telah dilakukan oleh PT. Greenfields Indonesia yang mampu mengekspor ke beberapa negara di Asean. Diantaranya Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, dab Singapura. Bahkan, di Hongkong susu yang diekspor mampu memenuhi kebutuhan hingga 20%.
“Di negeri ini kita masih membutuhkan penguatan untuk mencapai swasembada susu. Karenanya mari kita sama-sama menguatkan ekspor dan mengurangi impor. Untuk itu, kami akan terus mendorong maksimalisasi ekspor bagi semua dunia usaha dunia industri di Jatim,” tutup Khofifah.
Selama kunjungan tersebut, Gubernur Khofifah menyempatkan diri untuk melihat seluruh proses produksi susu, mulai dari pembibitan sapi perah unggul, proses pemerahan otomatis tanpa sentuhan tangan, pasteurisasi, serta proses pengemasan otomatis. Peternakan sapi perah Greenfields ini sendiri menerapkan integrated farming yang standarnya setara dengan peternakan sapi perah di negara maju.
Sementara itu, Direktur Diary Farm PT. Greenfields Indonesia Drh. Heru Prabowo mengatakan bahwa Greenfields telah mampu memproduksi susu segar sebanyak 225 ton susu segar per hari. Dengan jumlah sapi mencapai 15 ribu ekor. Serta, setiap harinya setiap sapi mampu memproduksi hingga 34 liter susu segar per hari dan minimal 20 liter per hari.
“Di Greenfields, kami terus-menerus menerapkan kontrol yang sangat ketat untuk memastikan kualitas susu kami. Semua susu putih kami bebas dari zat aditif, pengawet, antibiotik, serta hormon,” terang Heru. (jek*)