Mojokerto (Jatimsmart.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan angka kasus Stunting di Jatim sebesar 19,2%, angka ini dibawah 20% yang menjadi standar World Health Organization (WHO).
Hal ini diungkapkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat memberikan sambutan pada acara Peringatan Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Ke-51 dan Jambore Kader PKK Provinsi Jawa Timur 2023 di Grand Whiz Hotel Trawas Mojokerto, Selasa (14/3/2023).
“Jawa Timur bisa menurunkan stunting cukup signifikan dari 2001 ke 2002, sehingga kalau WHO memberikan standar maksimal 20%, jangan melampaui 20% stunting di dunia, Jawa Timur sudah di bawah dari standarnya WHO. Terima kasih semuanya kita sudah pada posisi 19,2%, WHO bilang jangan melampaui 20% ini menjadi semangat panjenenengan semua, mungkin bisa ditambahkan menjadi ibu – ibu asuh bagi anak – anak yang terindikasi stunting di Jawa Timur,” kata Gubernur Khofifah yang juga menjabat sebagai Ketua Pembina TP PKK Provinsi Jawa Timur.
Dipaparkan Gubernur Khofifah, dalam program penurunan angka preferensi stunting ini diperlukan kemitraan yang kuat diantara stakeholder terkait. Dalam hal ini Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai koordinator penanganan stunting secara nasional. Kemitraan BKKBN dengan struktur di kabupaten – kota juga dengan TP PKK Kabupaten Kota.
“Bangun strong partnership disemua lini dan sektor, selain BKKBN, PKK juga bergerak bersama ada BKOW dan Dharma Wanita, DP3K Jatim serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, saya rasa menjadi kekuatan yang luar biasa,” ujarnya.
Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak menyatakan bahwa dirinya bahagia mengetahui bahwa kini Jatim berada di bawah presentase Stunting yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yaitu 20%. Di mana, Jatim kini berada di angka 19,2%.
Terkait hal itu, istri Wagub Jatim itu optimis bahwa angka ini dapat menurun hingga mencapai 14% di tahun 2024 melalui bantuan pemerintah, stakeholder, serta semua lapisan masyarakat. Utamanya, apabila semangat untuk mengupayakan penurunan ini dimulai dari dalam keluarga sendiri.
“Memang di satu sisi kita bahagia karena sudah ada di bawah angka yang ditetapkan WHO tapi tetap kita masih mengingat masih ada PR hingga 14% di tahun 2024 kurang dari satu tahun ini,” katanya.
“Harapan kami TP PKK dibantu stakeholder, salah satunya pemerintah, di semua lapisan masyarakat utamanya keluarga yang tangguh bisa bersama mencapai angka ini,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini Gubernur Khofifah didampingi Ketua TP PKK Prov Jatim juga menyerahkan Hadiah Lomba Penyusunan Laporan Tahunan Terbaik TP. PKK Tahun 2022 kepada Tim Penggerak PKK Kota Madiun, Tim Penggerak PKK Kota Pasuruan, Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Magetan. Masing-masing mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan sebesar Rp. 5.000.000. (red/kjt)