Kediri (Jatimsmart.id) – Kurnia Aini Eprillia, atau yang akrab disapa Bu Nia oleh anak didiknya merupakan seorang guru honorer di SDN Jagalan 5 Kediri. Hampir empat belas tahun mengabdi, Nia akhirnya mendaftarkan diri dalam seleksi tenaga guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) SDN Jagalan 5 Kota Kediri saat dirinya harus menjalani masa perawatan akibat Covid-19.
“Rutinitas Saya dari pagi sampai siang adalah mengajar di sekolah. Dan di masa pandemi ini Saya tetap mengajar meskipun dengan cara daring. Sorenya Saya mendampingi anak sendiri belajar daring” ujar Nia.
Nia mengaku bahwa dirinya mengetahui hasil tes swab H-1 ujian. Seketika ia merasa putus asa dan kecewa. “Sebelumnya Saya merasa baik baik saja, Saya sehat-sehat saja dan waktu tes swab Saya kaget ternyata Saya positif. Saya bingung karena Saya harus mengikuti ujian keesokan harinya. Alhamdulillah Pemkot Kediri memfasilitasi warganya yg positif covid-19 untuk dianter jemput dari rumah sampai lokasi ujian, Saya diantarkan ke lokasi tes dengan ambulance dan dengan didampingi dua orang petugas yang berpakaian APD lengkap. Ternyata sesampainya di lokasi ujian, Saya tidak diizinkan untuk mengikuti ujian. Tapi pihak panitia memberikan kelonggaran untuk Saya mengikuti ujian susulan di hari yang sudah ditentukan oleh Kemendikbudristek” ungkapnya.
Selama mengikuti ujian susulan, Nia mengaku tidak mengalami kendala sama sekali. Panitia seleksi pun turut membantu mulai dari persiapan hingga ujian berakhir. Wanita 34 tahun tersebut menceritakan kisahnya bahwa dirinya pernah mengikuti seleksi CASN selama dua kali akan tetapi gagal.
Di samping belajar, Nia mengimbangi usahanya dengan berdoa kepada Tuhan. Selama menjalani masa isoman, Nia memanfaatkannya untuk belajar dan berdoa. Menurutnya proses seleksi PPPK sangat baik dan transparan. Pemerintah dinilai sangat bijak dalam memberi kemudahan bagi tenaga pendidik honorer dalam meraih kesempatan menjadi PPPK.
Dikonfirmasi kepada Siswanto, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, seleksi tenaga guru PPPK gelombang pertama ini diperuntukkan bagi tanaga pendidik yang sudah mengabdi tetapi belum diangkat menjadi ASN. “Saat ini ASN hanya ada PNS dan PPPK. Yang berusia 35 tahun ke atas tidak bisa mengikuti seleksi CPNS bisanya seleksi PPPK. Alhamdulillah di Kota Kediri sudah banyak yang lolos guru PPPK berusia lebih dari 35 tahun” terang Siswanto.
Hingga saat ini terdapat 103 guru lolos seleksi PPPK dari total formasi 158 di Kota Kediri. “Pada seleksi gelombang kedua nanti berarti formasinya tinggal 55 lagi” imbuhnya. Kebijakan ini ditempuh pemerintah guna memberikan reward kepada tenaga pendidik yang telah mengabdi sebagai guru honorer. Dengan adanya pengangkatan status goru honorer menjadi PPPK ini, Siswanto berharap kinerja dan prestasi guru lebih baik. “Saya yakin kesejahteraan guru setelah diangkat PPPK ini semakin meningkat, oleh karena itu fokus untuk peningkatan kompetensi siswa semakin maju”, pungkasnya. (*)