Lamongan (Jatimsmart.id) – Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak meninjau langsung jalannya pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) pertama kali yang dilaksanakan secara terbatas dan bertahap di beberapa daerah berstatus zona I, II, dan III di Jawa Timur. Kali ini, ia berkunjung ke SMAN 02 dan SMKN 1 Kab. Lamongan.
Dalam peninjauan tersebut, Wagub Emil memastikan bahwa pelaksanaan PTM telah sesuai dengan peraturan yang diberlakukan. Yakni, setiap guru harus sudah tervaksinasi. Lalu durasi pembelajarannya berdurasi hanya 4 jam, dan keterisian kelas maksimal berjumlah 50 %.
“Di hari pertama berlakunya PTM terbatas dan bertahap ini, pelaksanaan telah berlangsung dengan baik. Prokes terjaga ketat, sarana prasarana memadai, dan tidak terjadi kerumunan di antara siswa,” ungkap Emil.
Proses PTM terbatas dan bertahap ini juga diwarnai keterbaruan dengan penerapan Pembelajaran Hybrid. Dalam Hybrid Learning ini, sebagian siswa kelas yang tak hadir di kelas turut mengikuti pembelajaran secara daring.
Pasalnya, pelaksanaan PTM ini juga harus disertai dengan izin wali murid. Dari 30 jumlah siswa yang diharuskan, kelas hanya boleh diisi sebanyak 15 siswa. Sedangkan 15 siswa lainnya, mengikuti kelas secara daring. Emil menekankan, bahwa hadirnya siswa secara langsung ini bukan kewajiban.
Karenanya, siswa yang tak diizinkan orang tua untuk hadir, tak mendapat paksaan untuk mengikuti PTM.
Wagub Jatim ini turut mengapresiasi bagaimana pihak sekolah memperhatikan detail-detail kecil. Seperti jam belajar yang dipersingkat, penerapan jarak antar bangku, penggunaan masker dan face shield. Termasuk ditiadakannya kewajiban untuk mengganti baju olahraga dengan seragam biasa bagi siswa yang mengikuti kelas Pendidikan Jasmani.
Di akhir peninjauan, mantan Bupati Trenggalek ini berharap agar implementasi Pembelajaran Hybrid dan PTM dapat tersinergi dengan baik. Serta agar laju Covid-19 dapat dikendalikan dan sebisa mungkin ditekan agar pelaksanaan PTM terbatas dan bertahap dapat terus berlangsung.
“Target kita, semoga ini bisa berlangsung terus, karena kita tentunya berharap kondisi covid bisa kita jaga atau bahkan kita turunkan. Pembelajaran ini harus dilakukan secara Hybrid, terkombinasi antara PTN dan daring. kalau tidak Hybrid tentu tidak bisa berjalan,” ungkap Wagub Jatim itu.
Sejalan dengan Wagub Emil, Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf yang turut hadir dalam peninjauan, menyatakan pentingnya Hybrid Learning. Pembelajaran Hybrid ini diharapkan bisa membantu siswa mendapat giliran dan porsi yang sama dalam PTM Terbatas dan Bertahap.
“Pembelajaran ini dilakukan secara Hybrid agar semua siswa bisa mendapatkan porsi yang sama. Insyaallah, kedepannya covid bisa terkendali sehingga PTM bisa dilaksanakan secara optimal,” tutup Wabup Abdul Rouf. (*)