Blitar – Harga anjlok, peternak ayam di Kabupaten Blitar terpaksa menjual obral ayam-ayam mereka sejak beberapa hari terakhir. Hal ini terpaksa dilakukan, agar mereka tidak terlalu merugi dan gulung-tikar.
Ayam-ayam mereka diobral hanya Rp. 10 ribu perkilogram. Atau ayam hidup yang rata-rata beratnya mencapai 2,5 hingga 3 kilogram per ekor. Budi Setyawan adalah salah satu peternak yang menjajalan ayam-ayamnya di lapak mobil bak terbuka di sejumlah pinggiran jalan Blitar. Salah satunya, di Desa Bangsri Kecamatan Nglegok.
Sebagai bentuk protes, para peternakpun juga menempel tulisan di mobil tersebut jika peternak sedang menjerit.
Sementara itu saat ini, harga ayam di kandang sangat murah, yakni sekitar Rp. 7-8 ribu perkilonya.
Budi mengaku terpaksa menjual murah ayam-ayamnya agar tidak merugi lebih besar. Karena jika dibeli tengkulak di kandang, maka ruginya justru lebih besar.
“Kami (para peternak) jual Rp. 30 ribu perekor, beratnya 2,5 hingga 30 kg. Sebelumnya harga normal sekitar Rp. 18 ribu – Rp. 20 ribu perkilogram. Kalau sekarang dari peternak hanya Rp. 8 ribu kita jadi rugi banyak, kita obral saja untuk mengganti pakan,” kata Budi pada wartawan di lokasi penjualan.
Sementara itu dengan adanya peternak yang menjual ayamnya secara obral, wargapun banyak yang membeli. Bahkan tidak sedikit warga yang membeli dengan memborong.
“Karena dibandingkan dengan harga ayam di pasar, jauh lebih murah,” Binti Robiah, pembeli.
Harga ayam daging menurun drastis, sejak lebaran kemarin, dan diduga dampak dari stok ayam yang melimpah. Jika dalam waktu dekat tidak segera ada solusi, maka diperkirakan para peternak ayam pedaging di Kabupaten Blitar akan gulung tikar. (yds/ydk)
Baca Juga :