Kediri (Jatimsmart.id) – Puluhan hektar lahan pertanian di Desa Pagu, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri terserang hama tikus. Populasi tikus yang merajalela di musim kemarau ini, menyebabkan tingkat keberhasilan panen petani hanya 40 persen.
Dari 200 hektar lahan pertanian di Desa Pagu, 20-30 persennya saat ini mulai diserang hama hewan pengerat ini. Bahkan, populasi tikus yang merajalela di musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan produksi petani turun drastis.
“Saat ini tingkat keberhasilan petani cuma 40 persen. Seperti Bengkoang itu kalau udah dimakan sedikit kan udah nggak laku. Kondisi ini betul-betul sangat merugikan,” kata Joko Luhur, Kepala Desa Pagu. Rabu (6/11).
Selain Bengkoang, menurut Joko, tikus telah menyerang di hampir seluruh tanaman, termasuk Tebu, Ubi Jalar dan Nanas. Petani pun mulai khawatir akan merugi.
“2016 udah mulai sebenarnya. Mula-mula sedikit. Namun, akhir-akhir ini udah semakin parah, tikus merajalela,” imbuhnya
Selama ini upaya petani belum cukup berhasil. Petani hanya mengandalkan perangkap atau menggunakan gas yang dimasukkan ke lubang-lubang tikus. Terlebih tidak dilakukan secara serentak atau geropyokan. Namun, saat ini petani tengah melakukan uji coba racun pembasmi tikus ‘Basmikus’, untuk membasmi hama yang menyerang lahan pertanian ini.
Basmikus sendiri merupakan racun tikus pemberian dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri. Basmikus berbentuk mirip Kembang Api yang mengeluarkan asap beracun.
Nantinya setiap kelompok tani, akan menerima 70 Basmikus untuk membasmi hama tikus tersebut. Setelah uji coba awal ini, Basmikus akan dipasang secara serentak di masing-masing wilayah 5 kelompok tani agar pembasmian lebih efektif. (ydk)