Surabaya (Jatimsmart.id) – Wakil Gubenur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan, bahwa kemudahan proses administrasi dan perizinan usaha di sebuah wilayah menjadi salah satu pendorong iklim investasi yang kondusif. Untuk itu, Emil mengingatkan bahwa hal tersebut dipastikan akan mampu dan berimbas pada daya tarik investor, keramahan bisnis serta kebijakan yang kompetitif.
BACA JUGA:
- Wakil Ketua DPRD, Sahat Apresiasi Adanya Peningkatan Investasi di Jatim
- Wali Kota Kediri : Inflasi Terkendali, Investor Datang Untuk Berinvestasi
- Jawa Timur Duduki Realisasi Investasi Dalam Negeri Tertinggi Se-Indonesia
“Jika ketiga hal tersebut bisa terkelola dengan baik, maka laju pertumbuhan ekonomi akan dapat terus berkembang meski dalam masa pandemi. Maka, penting untuk membuat proses administrasinya menjadi mudah,” ujar Wagub Emil Dardak saat menghadiri penutupan Rapat Koordinasi (Rakor) “Pengendalian Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur” yang diselenggarakan Ikatan Ahli Perencana (IAP) Provinsi Jatim di Hotel Mercure Surabaya.
Lebih lanjut Emil menyampaikan, persoalan kemudahan administrasi dan perizinan usaha merupakan amanah UU Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja (Ciptaker) yang menyoroti penyelenggaraan penataan ruang. Menurutnya, fokus penerapan perizinan berbasis risiko, penyederhanaan persyaratan dasar perizinan berusaha, penyederhanaan perizinan berusaha sektor, serta penyederhanaan persyaratan investasi berperan aktif dalam peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha.
“Jadi, kalau memang tidak terlalu berisiko, administrasinya tidak harus dipersulit. Tapi kalau berisiko, tentu harus ada proses safe-guard atau proses mitigasi risiko-risiko tersebut,” lanjutnya.
Jawa Timur sendiri, sebut Emil, saat ini menjadi salah satu primadona investasi Indonesia dengan total realisasi investasi PMA dan PMDN mencapai 55,70 %. Angka tersebut merupakan yang tertinggi.
“Disusul Jawa Barat dan DKI Jakarta dengan persentase masing-masing 51,40 persen dan 43,00 persen,” jelasnya.
Menurut Emil, Jatim terdapat 3 poros investasi yang menjadi fokus rencana pembangunan jangka menengah daerah untuk 2019 – 2024. Tiga poros tersebut meliputi, Gresik-Lamongan-Tuban, Jombang-Nganjuk-Madiun-Ngawi, serta Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi.
Meski begitu, pemerintah saat ini juga berkonsentrasi dalam meningkatkan fasilitas dan infrastruktur di wilayah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan (Gerbangkertosusila).
“Jawa Timur merupakan motor penggerak ekonomi nasional dan pintu gerbang aktivitas ekonomi bagi penduduk Indonesia bagian timur (IBT). Jadi, membangun Jatim juga merupakan upaya memacu aktivitas ekonomi IBT,” terangnya.
BACA JUGA:
- Oknum Perangkat Desa Dilaporkan Terkait Dugaan Penipuan Investasi Usaha Tambang Pasir
- Tingkatkan Investasi, Pemprov Jatim Lakukan Bisnis Meeting di Belanda
- DPMPTSP Kota Kediri Gencar Sosialisasikan Perizinan untuk Pelaku UMKM
Rakor yang diselenggarakan sekaligus peringatan 50 Tahun IAP Indonesia itu digelar selama 3 hari sejak 27 April-29 April 2021. Sebanyak 70 peserta dari Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah Prov. Jatim serta ASN kab/kota se-Jatim hadir di acara tersebut.
Turut hadir di acara tersebut, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Jatim Ir. Baju Trihaksoro, Ketua IAP Jatim Adamsyah Adikara dan Ketua Dewan Pakar IAP Jatim Ir. Putu Rudi Setiawan.(*)