Jember (Jatimsmart.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta vaksinasi Covid-19 untuk murid kelas XII SMK menjadi prioritas. Alasannya, karena setelah lulus mereka bisa langsung menggeluti dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja.
Hal ini ditegaskan oleh Gubernur Khofifah usai meninjau vaksinasi Covid-19 untuk pelajar SMK/SMA di SMKN 5 Jember.
BACA JUGA:
- Kapolda Jatim Cek Vaksinasi dan Barcode Peduli Lindungi di Mall Surabaya
- Kolaborasi dengan Dinkes, Polresta Mojokerto Beri 1.000 Vaksin untuk Pelajar
- PPKM Diperpanjang, KAI Daop 8 Sediakan Vaksinasi Gratis
“Kami berharap prioritas vaksinasi untuk pelajar kelas XII dulu, apalagi untuk pelajar SMK yang nantinya nyambung kepada kebutuhan Dudika, dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja. Dilakukan sesuai standar kebutuhan market (pasar). Ini harus dipercepat,” ujar Gubernur Khofifah.
Setelah pelajar kelas XII mendapatkan vaksinasi, selanjutnya para guru menguatkan para murid sesuai dengan standar kompetensi mereka. Harapannya, kata Khofifah, agar murid SMK ini percaya diri lulus bisa memasuki dunia usaha, industri ataupun kerja.
Saat meninjau vaksinasi Covid-19 di SMKN 5 Jember, Gubernur Khofifah juga melakukan dialog virtual dengan 17 pihak SMK/SMA di Jawa Timur.
Tinjauan vaksinasi untuk SMK dan dialog virtual ini merupakan kegiatan ketiga yang sudah dia lakukan, setelah sebelumnya dilakukan di Mojokerto dan Sidoarjo. Gubernur Khofifah menambahkan, selain untuk pelajar kelas XII, vaksinasi untuk semua pelajar usia 12 – 17 tahun juga menjadi prioritas Pemprov Jatim saat ini.
BACA JUGA:
- Vaksinasi Dosis Pertama di Jatim Capai 29,45 Persen, Kadinkes: Jangan Lengah
- 9.120.134 Warga Jatim Telah Vaksin Covid-19
- Khofifah Tinjau Vaksinasi Ribuan Santri Pondok Pesantren Lirboyo
“Karenanya, saya telah berkoordinasi dengan Pak Menkes, untuk menambah jumlah vaksin untuk remaja atau anak usia 12 – 17 tahun. Segmen ini harus kami maksimalkan untuk vaksinasi. Vaksinnya adalah Sinovac dan kemarin sore sudah datang,” lanjutnya.
Prioritas vaksinasi bagi anak usia 12 – 17 tahun itu untuk menghadapi pembelajaran tatap muka (PTM). PTM bagi pelajar SMA dan SMK di Jatim sendiri masih dalam skala terbatas bertahap. (*)