Madiun – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, terendamnya 15 daerah di Jawa Timur ini akibat adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudera Hindia yang menyebabkan curah hujan tinggi di kawasan Indonesia.
Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan MJO adalah fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat (Samudera Hindia) ke timur dengan membawa massa udara basah. Masuknya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia ini meningkatkan potensi curah hujan bagi daerah-daerah yang dilalui.
Fenomena ini dapat bertahan hingga satu minggu. Selain itu, adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat Sumatera yang membentuk daerah pertemuan angin cukup konsisten di wilayah Sumatera, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jawa menyebabkan curah hujan meningkat.
BMKG telah menyampaikan hal ini dan prakiraan hujan berpotensi tinggi untuk daerah-daerah di Indonesia yang telah disebarkan oleh BMKG kepada masyarakat luas. Pada 6/3/2019, curah hujan berintensitas tinggi dan berdurasi lama turun di beberapa daerah sesuai prakiraan BMKG sehingga menimbulkan banjir, longsor dan puting beliung.
Di Jawa Timur, hujan deras telah menyebabkan banjir melanda 15 kabupaten karena sungai-sungai dan drainase yang ada tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga banjir merendam di banyak tempat.
Sementara saat ini Pemprov Jatim dalam hal ini BPBD Provinsi Jatim bersama dengan Pemerintah daerah dan Forpimda terus melakukan gerak cepat mengatasi bencana dengan mendirikan posko pengungsian, mengirimkan bantuan baik makanan, pakaian sampai dengan bantuan personil. (ydk/sam)
Baca Juga :
- Banjir Melanda 15 Daerah di Jawa Timur
- Tinjau Posko Pengungsian, Khofifah Bagikan Sembako
- Gubernur Jatim Khofifah Akan Tambah Sudetan Sungai Bengawan Solo