Kediri (Jatimsmart.id) – Hari Tuberkolusis Sedunia (HTBS) diperingati dengan cara berbeda di Kota Kediri. Melalui Dinas Kesehatan, Pemerintah Kota Kediri menggelar Gebyar Peringatan Hari Tuberkolusis Sedunia (HTBS), Selasa 21 Maret 2023.
Melibatkan 200 peserta yang merupakan Kader Kilisuci, puskesmas, mahasiswa kesehatan, pendamping dan pasien TBC, Peringatan HTBS kali ini mengambil tema Ayo Bersama Akhiri TBC, Indonesia Bisa. Kegiatan diawali dengan senam pagi yang dilaksanakan di Halaman Dinas Kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan dr Fauzan Adima mengatakan melalui kegiatan tersebut pihaknya ingin menggugah kesadaran, meningkatkan pemahaman dan peran serta seluruh masyarakat dan stakeholder dalam rangka penanggulangan TBC. Hal ini dikarenakan TBC masih menjadi masalah global dan Indonesia termasuk peringkat ke-2 di dunia dengan pasien TBC terbanyak.
“Sudah banyak upaya yang kita lakukan untuk memberantas TBC tapi masih ada kasusnya karena TBC memang penyakit yang menular. Kita kadang fokus pada penderita tetapi tidak fokus pada lingkungan sekitar yang berpotensi ditularkan,” tuturnya.
Di tahun 2022, Dinas Kesehatan berhasil mendeteksi penderita TBC sebanyak 1.190 orang. Untuk tahun 2023 hingga bulan Maret, pihaknya berhasil menemukan kasus TBC sebanyak 200 penderita. dr Fauzan menambahkan, angka kesembuhan TBC di Kota Kediri cukup tinggi mencapai 89 % yang artinya dari 100 orang penderita TBC, 89 orang dinyatakan sembuh .
“Apabila ditemukan positif maka petugas harus melakukan pengobatan secara paripurna selama minimal enam bulan, diobati sampai sembuh kemudian jangan sampai menularkan apalagi dari penderita stunting, 23 % juga dipastikan menderita TBC. Maka anak-anak yang serumah dengan penderita TBC penting untuk dilakukan pencegahan,” jelasnya.
Dikatakan dr Fauzan Indonesia berkomitmen untuk bebas dari penyakit Tuberkulosis (TBC) pada tahun 2050 dan melakukan percepatan eliminasi TB tahun 2030. Untuk itu, pihaknya mengajak semua pihak bersama-sama melakukan upaya pencegahan dengan Terapi Pencegahan TBC (TPT), melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
“Pemerintah sudah punya target percepatan eliminasi TBC tahun 2030, jadi masih ada waktu kurang lebih 7 tahun. Untuk itu, saya mengajak panjenengan semuanya untuk bersama-sama memberantas TBC dengan tindakan preventif. Jadi tidak hanya menemukan dan mengobati sampai sembuh tapi juga harus ada pencegahan karena penderita berpotensi untuk menularkan. Yang sakit diobati, yang sehat dicegah maka inshaAllah kita bisa mengeliminasi penyakit TBC pada tahun 2030,” ajaknya.
Kegiatan tersebut diisi paparan dari dr Renyta Damayanti tentang penyuluhan kesehatan dan pengetahuan seputar tuberkolusis. Selain itu, dilakukan penyerahan makanan tambahan secara simbolis untuk perwakilan pasien TBC dari 9 puskesmas di Kota Kediri. (*)