Tulungagung (Jatimsmart.id) – Masih minimnya dokter ahli emergency di Indonesia menjadi sorotan Perhimpunan Dokter Ahli Emergency Indonesia (PERDAMSI) dan Kolegium Kedokteran Emergency Indonedia (KKEI). Minimnya fakultas kedokteran yang membuka program studi spesialis kedokteran emergency ini menjadi salah satu faktornya. Padahal kebutuhan dokter emergency cukup tinggi di Tanah Air.
Ketua PERDAMSI, dr Boby Prabowo mengatakan saat ini terdapat kurang lebih 2000 rumah sakit di Indonesia yang membutuhkan dokter emergency. Kebutuhan dokter emergency saat ini 1 dibanding 100.000 jiwa. Sedangkan saat ini hanya terdapat 69 dokter emergency yang tersebar di berbagai rumah sakit.
“Angka kebutuhan dokter emergency cukup tinggi dan itu jauh dari yang tersedia saat ini,” ujarnya, Selasa 26 Juli 2022.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PERDAMSI mendorong berkembangnya Prodi Dokter Spesialis Emergency di setiap Fakultas Kedokteran. Mereka membuka diri dan akan membantu terbentuknya prodi tersebut. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan dokter emergency yang tinggi, namun tidak diikuti dengan pembukaan prodi di setiap fakultas kedokteran.
“Kami berharap dapat berkontrbusi untuk mewujudkan prodi dokter emergency di setiap fakultas kedokteran,” tuturnya.
Selain itu, PERDAMSI juga menyoroti peristiwa meninggalnya pilot sebuah maskapai penerbangan beberapa waktu lalu. Pilot tersebut terkena serangan jantung dan berhasil mendaratkan pesawat dengan aman. Menurut Boby, seharusnya kru pesawat dilengkapi dengan kemampuan bantuan hidup dasar. Selain itu dalam pesawat idealnya juga terdapat alat picu jantung. Hal merupakan bagian standart internasional.
“Kami mendorong untuk sertiap jasa pelayanan publik menyediakan alat picu jantung, hal ini sangat dibutuhkan dalam kondisi emergency,” pungkasnya. (Pam/jek)