Kediri (Jatimsmart.id) – Dhoho Street Fashion ke 5 semakin dekat. Mengusung tema “Pride of Jayabaya”, DSF 5 akan dihelat, 5 Desember 2019 mendatang di Hutan Kota Joyoboyo, Kota Kediri. Dua nama besar fashion desainer dipastikan akan bergabung sebagai penampil utama; Didiet Maulana dan Priyo Oktaviano. Priyo Oktaviano merupakan putra daerah Kota Kediri yang baru bergabung pada tahun ini.
“Keterlibatan Didiet Maulana untuk menjamin langkah pengembangan produk tenun ikat Kota Kediri,” kata Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar.
“Khusus untuk Priyo, dia putera daerah yang punya reputasi internasional sebagai fashion desainer. Sudah saatnya pulang kampung untuk membantu mengembangkan produk tenun ikat Kota Kediri,” imbuh.
Priyo Oktaviano sendiri telah terlibat dalam perkumpulan Cinta Tenun Indonesia yang berdiri sejak 2008. Sementara prestasinya yang baru saja ditorehkan adalah menjadi desainer terbaik pada Harbin Fashion Week 2019 di China. Dengan karyanya yang berbahan baku Tenun Sambas dari Kalimatan Barat dan Kain Lurik dari Klaten, Jawa Tengah.
Dhoho Street Fashion kali ini akan mengambil tema Pride of Jayabaya. Ini juga kelanjutan dari tema tahun sebelumnya Legacy of Panji Sekartaji. Tema “Pride of Jayabaya” adalah upaya kembali mengenang spirit masa keemasan Kerajaan Kediri pada kurun waktu 1135 – 1157 Masehi, saat Maharaja Jayabaya memerintah. Di masa inilah slogan yang terkenal Panjalu Jayati atau Kediri Menang ditorehkan pada Prasasti Hantang, sebuah tetenger kembalinya Jenggala menjadi bagian dari Kerajaan Kediri.
Namun, lebih dari semua hal, yang paling terkenal dari tinggalan Prabu Jayabaya adalah ramalannya. Jangka Jayabaya, begitu ramalan itu mahsyur disebut. Menjadi panduan atau harapan masyarakat kita, bahkan tidak ada tanda-tanda luntur meskipun dunia sudah memasuki era 4.0.
Dalam ramalannya, Jayabaya menggambarkan Nusantara (Indonesia) akan mengalami masa dimana gunung-gunung akan meletus, bencana banyak melanda, banyak orang jahat berkuasa, dan orang-orang baik justru tertindas. Sampai di sini, harapan masa keemasan akan hadir dengan munculnya sosok Ratu Adil atau Satria Piningit. Maka datanglah masa kejayaan kembali Indonesia, menjadi negara bermartabat, gemah ripah loh jinawi, adil dan makmur.
“Tugas desainer untuk menafsirkan tema Pride of Jayabaya ini dalam baju rancangan mereka. Tentunya kami berharap bisa diterjemahkan menjadi karya yang ready to wear. Yang siap dipasarkan dan masih tetap relevan dengan trend fashion terkini,” begitu pesan Bunda Fey, nama panggilan Ferry Silviana Abu Bakar.
“Masih ada waktu untuk merespon tema Pride of Jayabaya untuk kami tampilkan dalam Dhoho Street Fashion 2019. Apalagi nanti juga akan berlokasi di Hutan Kota Joyoboyo, yang secara visual lanskapnya pasti akan menarik sebagai background pagelaran busana,” tambah Bunda Fey.
Hutan Kota Joyoboyo yang menjadi lokasi awalnya terkenal sebagai areal pangkalan prostitusi malam hari. Pemkot Kediri menyulapnya menjadi ruang publik dengan menggandeng arsitek Yusing. Hasilnya sungguh kontradiktif, jika dulu kesannya angker dan terkenal banyak ularnya, sekarang menjadi salah satu tempat nongkrong favorit di Kota Kediri.
Selain menampilkan dua desainer kenamaan nasional, Dhoho Street Fashion 2019 juga akan mengakomodir talent lokal agar muncul bakat-bakat desainer daerah. Selain itu juga akan ada show case karya terkurasi yang akan siap dibeli oleh para undangan dan publik yang menyaksikan gelaran tahunan ini. (ydk)