Tulungagung (Jatimsmart.id) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) terus mendalami laporan penampakan Harimau Jawa, di hutan lereng Pegunungan Wilis Kabupaten Tulungagung. Untuk memastikan hal tersebut, mereka memasang kamera pengintai, di tiga lokasi berbeda, yang mungkin dilintasi oleh hewan langka ini.
Kepala Resort Konservasi Wilayah 02 Blitar, Joko Dwiyono menjelaskan kamera yang dipasang ini mampu bertahan selama tiga bulan. Secara berkala mereka akan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kamera tersebut. Pemasangan kamera ini bertujuan untuk memperoleh visual Harimau, yang dilaporkan warga muncul di hutan yang masuk wilayahDesa Nyawangan dan Nglurup, Kecamatan Sendang.
BACA JUGA:
- Harimau Jawa Dilaporkan Terlihat di Hutan Lereng Wilis Tulungagung
- Kasus Jerat Masih Mengancam Harimau dan Satwa-satwa Dilindungi
- Polisi Tangkap Pelaku Penjualan Satwa Langka
“Jumlahnya (CCTV) masih bisa ditambah lagi sesuai kebutuhan nantinya,” ujarnya, Senin (11/1)
Menurut Joko, keberadaan Harimau Jawa sendiri diketahui telah punah sejak tahun 1970 lalu. Apabila laporan masyarakat ini benar dan terbukti, secara ilmiah membuktikan keberadaan hewan tersebut. Pada tahun 2010 lalu di daerah Blitar masyarakat sempat melaporkan adanya kasus hewan besar yang memakan ternak.
“Dulu sempat ada kasus hewan besar memakan ternak warga di Blitar sekitar tahun 2010, dulu belum ada kamera pengintai jadi kelanjutannya tidak ada pembuktian ilmiah,” imbuhnya.
Sementara itu secara terpisah, Plh Kepala BKSDA Jawa Timur Hartojo mengatakan pemasangan kamera tersebut juga dilakukan untuk menguji laporan warga, mengingat ada beberapa versi Harimau Jawa yang terlihat. Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan petugas, masyarakat ada yang melihat harimau dengan kulit loreng dan totol.
BACA JUGA:
- Warga Lereng Wilis Kediri Ciptakan Menu Tiwul Organik
- Polres Kediri Kota Tanam 500 Bibit Pinus di Lereng Wilis
- Belasan Desa di Kawasan Lereng Kelud dan Wilis Rawan Bencana
“Kami memasang camera trap untuk mendefinisikan itu. Juga kami melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap warga. Apa bila melihat segera melaporkan dan jangan mengganggu apalagi sampai menembak,” jelasnya.
Berbeda dengan Harimau tuwtul, Harimau Jawa sendiri sudah dinyatakan punah. Dari beberapa camera trap yang terpasang, Harimau tuwtul ditemukan dibeberapa lokasi. Salah satunya di Taman Nasional Merubetiri. Jika nanti terbukti bahwa ada harimau di hutan tersebut, tim BKSDA akan melakukan sejumlah tindakan. Diantaranya berkoordinasi dengan Perhutani dan melakukan penelitian populasi harimau ini. (pam/ydk)