Kediri (Jatimsmart.id) – Pemberian bantuan insentif atau bisyaroh yang diberikan Pemerintah Kabupaten Kediri dibawah kepemimpinan Bupati Hanindhito Himawan Pramono atau yang akrab disapa Mas Dhito langsung mendapatkan respon positif dari masyarakat termasuk warganet di dunia maya.
Di media sosial Twitter pada Jumat (19/11) malam keyword Bupati Kediri menjadi trending cukup lama. Terpantau hingga pukul 23.00 WIB setidaknya sudah tembus lebih dari 3.300 tweets.
Begitu pula Bisyaroh Dari Mas Dhito pukul 20. 56 setidaknya sudah ditweets 2.506 kali. Banyak yang memberikan apresiasi sebagaimana dalam cuitan akun Twitter @visit_ngawi.
“Hari ini guru nonformal di kab Kediri mendapat Bisyaroh dari Mas Dhito. Ini sebagai bentuk realisasi janji kampanye Bupati Kediri. Ini keren…Lanjutkan mas @Dhito_Pramono,” tulis akun @Visit_Ngawi di Twitter.
Cuitan yang sama juga terlihat dari akun @Ghurem2. Warga Twitter itu menilai pemberian bisyaroh kepada guru agama itu sebagai bentuk realisasi janji kampanye Mas Dhito.
“Janji adalah Hutang…inilah yang dipegang Teguh Mas Dhito., hari ini bisyaroh dari Mas Dhito Bupati Kediri untuk guru agama non formal dibagikan sesuai janji kampanye.. Terimakasih Mas Dhito,” tulis akun @Ghurem2
Tak tertinggal kutipan pidato bupati yang berbunyi “Kalau ada yang berani mengganggu kepentingan Guru Madin, maka yang bersangkutan berhadapan dengan saya” juga ramai diperbincangkan oleh warga Twitter seperti yang ditulis akun @heyandriani.
Sebagaimana diketahui, pemberian bisyaroh atau bantuan insentif kepada guru agama non formal itu baru pertama kali di Kabupaten Kediri. Total pada tahun 2021 ini, ada 7.139 guru mendapatkan insentif sebesar Rp100 ribu tiap bulannya.
Mas Dhito menyampaikan kesejahteraan orang-orang yang membangun moral bangsa ke depan harus diperhatikan. Pemberian insentif itu, sebagai salah satu wujud komitmen pemerintah daerah dalam memperhatikan kesejahteraan nasib guru agama non formal yang ada di Kabupaten Kediri.
Program pemberian insentif itu menurut Mas Dhito akan berlanjut. Kedepan tetap dilakukan pendataan ulang, sehingga bagi guru-guru agama yang saat ini belum tercover dapat memiliki kesempatan untuk mendapatkan insentif.
“Insyaallah bertahap nanti kalau kita datanya sudah lengkap, kita sudah bisa pilah, mana saja guru madin yang berhak menerima. Secara bertahap mungkin kita akan naikkan nanti,” ungkap Mas Dhito. (Ad/adv/kominfo)