Kediri (Jatimsmart.id) – Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) memulai road shownya tahun 2023 ke 10 kota/kabupaten di Jawa Timur. Pelaksanaan SPAB ini merupakan kolaborasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur bersama Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur.
Road show SPAB 10 kota/kabupaten ini dimulai di SMAN 5 Taruna Brawijaya Kota Kediri yang diselenggarakan pada Selasa-Rabu, 25-26 Juli 2023. Kemudian di SMAN 1 Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, MA Muhammadiyah Kabupaten Lamongan, Ponpes Arrohmah Putra di Kabupaten Malang.
Kemudian, SMAN 1 Kesamben, Kabupaten Blitar, SMAN 1 Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, SMAN 1 Kota Probolinggo, SMAN 1 Puncu Kabupaten Kediri, SMKN 1 Lengkong, Kabupaten Nganjuk, dan SMK Negeri Kare, Kabupaten Madiun.
Sekitar 100 peserta terdiri dari siswa, guru, tenaga administrasi, komite sekolah, dan satpam, ikut dalam SPAB di sekolah yang berada di Jalan Selomangleng No 2, Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Mereka mengikuti kegiatan selama dua hari. Yakni dalam pembuatan dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) partisipatif sekolah, rencana aksi pengurangan risiko bencana sekolah, SOP evakuasi dan peta jalur evakuasi, serta pembentukan Tim Siaga Bencana Sekolah (TSBS).
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Subroto mengungkapkan, potensi bencana di Indonesia cukup besar. Salah satunya karena letak geografis Indonesia berada di Ring of Fire. Bahkan di Jawa Timur ada 14 potensi ancaman bencana.
“Yang terbaru adalah adanya likuifaksi di pesisir Pantai Selatan Banyuwangi, Lumajang, dan Jember,” kata Gatot yang sekaligus membuka acara ini.
Sedangkan Kepala SMAN 5 Taruna Brawijaya Eko Agus Suwandi mengungkapkan, sekolah yang luasnya 6 hektare memiliki beberapa potensi bencana. Di antaranya gempa bumi dan tanah longsor.
“Di sebelah timur lebih kurang 3 km terdapat sesar Brantas yang memanjang di batas lempeng Eurasia dan Indo-Australia sampai Jombang. Hal ini menjadikan satuan pendidikan (sekolah) tidak stabil terkait potensi bencana gempa bumi,” jelasnya.
Selain itu, ancaman lainnya berupa tanah gerak (soil creep) yang ditandai dengan adanya bangunan retak. Kemudian tanah longsor (soil sleeding) secara cepat dalam area yang cukup luas. Vulkanisme Gunung Kelud juga sangat memungkinkan karena jaraknya sekitar 35 km. Terutama dampak debu vulkanisnya.
Acara ini juga dihadiri Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Mohammad Chisjqiel, Kalaksa BPBD Kota Kediri Indun Munawaroh, dan staf Dinas Pendidikan Kota Kediri Jumadi. Sedangkan tiga fasilitator SRPB Jatim yang bertugas adalah Dian Harmuningsih, Yan Aditya Putra, dan Rizki Daniarto.(*)