Jakarta (Jatimsart.id) – Melalui rapat terbatas melalui “video conference” dengan topik “Penanganan Bencana di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur” yang dihadiri oleh sejumlah menteri kabinet Indonesia Kerja secara langsung dan terhubung dengan para gubernur dan bupati yang wilayahnya terdampak bencana. Presiden Joko Widodo meminta percepatan evakuasi korban terdampak bencana akibat siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
BACA JUGA:
- 75 Personel Satbrimob Polda Jatim BKO ke Polda NTT, Bantu Korban Bencana Alam
- Intensitas Bencana Tinggi, Menko PMK Canangkan Pendidikan Kebencanaan untuk Anak
- Kementerian Dorong Percepatan Relokasi Korban Bencana Longsor Nganjuk
“Saya minta kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), kepala Basarnas dibantu Panglima TNI dan Kapolri mengerahkan tambahan personel SAR sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah terdampak dan wilayah terisolasi,” tambah Presiden.
Wilayah-wilayah tersebut termasuk berbagai gugus pulau di NTT, seperti di Pulau Alor, Pulau Padar, dan pulau-pulau lainnya.
“Saya juga minta menteri PUPR untuk mengarahkan alat-alat berat dari berbagai tempat dan jika jalur darat masih sulit ditembus, saya juga minta dipercepat pembukaan akses, baik melalui laut maupun udara,” ungkap Presiden.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB, setidaknya 128 orang meninggal dunia akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dampak cuaca ekstrem yang ditandai munculnya Siklon Tropis Seroja.
BACA JUGA:
- Kementerian Dorong Percepatan Relokasi Korban Bencana Longsor Nganjuk
- Antisipasi Banjir, Pemkot Madiun Lakukan Perbaikan Saluran Air
- Banjir Bandang di Jember, Arumi Bachsin Serahkan Bantuan
Pengungsian terbesar berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK), dan Flores Timur 256. (*)