Tulungagung – Tim penyelam Taifib TNI AL memiliki peran penting dalam proses pencarian mobil berpenumpang yang terjun ke Sungai Brantas, di Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Sabtu malam kemarin. Dengan kemampuan menyelamnya, tujuh anggota tim tersebut berhasil menemukan keberadaan lokasi mobil dan mengevakuasi ketiga jenazah yang berada di dalam mobil. Masing-masing Fitri Nur Siyam (33) warga Kedung asem Surabaya, Siti Yuniarti (35) warga Rungkur Lor Surabaya dan Alfiyah (61) warga Desa Pandansari, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung.
Penyelaman mereka mulai sesaat setelah tiba di Tulungagung pada Senin (28/01/2019) sore. Dan langsung menemukannya pada Senin malam.
Tujuh penyelam yang tergabung dalam misi pencarian ini, masing-masing adalah Serda mar Sahir, Kopda mar pidi, Praka mar Rudi Hartono, Praka mar chaerudin, Praka mar Asidiki, Praka mar Singgih dan Kopda mar Darmawan. Koordinator tim penyelam Taifib, Lettu Hairudin mengatakan mereka menyelam secara bergantian untuk mencari lokasi mobil terlebih dahulu.
“Setiap menyelam dua personel, begitu lokasi mobil dipastikan kami tandai dengan mengikatkan tali dari perahu karet ke ban mobil,” katanya, Selasa (29/01/2019).
Kemampuan menyelam tim ini semakin teruji saat jarak pandang di dalam air nol meter. Artinya mereka tidak dapat melihat objek apapun meskipun dilengkapi dengan senter. Keruhnya air serta derasnya arus sungai membuat tim Taifib ektra waspada dan berhati hati. “Kami hanya bisa meraba objek saja, begitu dipastikan itu adalah mobil yang dicari kami segera susun strategi untuk evakuasi jenazah,” tambahnyanya.
Selain menentukan titik lokasi, proses evakuasi jenazah pun juga memiliki kesulitan tersendiri. Jenazah pertama relatif mudah dikeluarkan karena berada di bagian tengah mobil. Tim membuka pintu samping dan langsung bisa mengevakuasi jenazah. Namun untuk jenazah ke 2 dan 3 tim harus bekerja keras karena posisi jenazah yang berada di bagian belakang mobil dengan kondisi yang sudah membengkak sehingga terjepit kursi. Untuk jenazah kedua tim bisa mengeluarkan setelah menariknya dari pintu samping. “Sedangkan jenazah ketiga, tim baru dapat mengevakuasinya setelah membuka pintu bagian belakang. Kita tidak mungkin pecahkan kaca, karena itu sangat berbahaya bagi penyelam,” tandasnya.
Dibutuhkan waktu delapan jam, mulai dari pencarian mobil hingga proses evakuasi selesai. Namun pihaknya mengakui bahwa ini adalah kerja seluruh pihak, baik TIM SAR ataupun yang lain, yang bergabung dalam proses pencarian. (pam/ydk)