Malang (Jatimsmart.id) – Harlah ke-3 Astana Mitra Pariwisata (ASMIPA) diselenggarakan di Waduk Selorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang kemarin Selasa, 13 September 2022. Melalui harlah ke-3 ini diharapkan sektor wisata bangkit bersama setelah pandemi Covid-19.
ASMIPA sendiri merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam sektor wisata.
Tentu saja, dua tahun usai dilanda pandemi Covid-19 begitu terasa bagi para warga yang bekerja di sektor wisata.
Dengan adanya harlah ke-3 kali ini, ASMIPA siap untuk bangkit kembali bersama-sama dengan para pelaku pariwisata.
Manager Unit Bisnis dan Pariwisata Perum Jasa Tirta 1, Bayu Pramadya Kurniawan Sakti selaku ketua panitia pelaksana berharap jika kedepannya akan pulih cepat dan bangkit dengan cepat.
Ia berharap kedepannya, untuk wilayah Malang bagian Barat akan dijadikan sebagai destinasi wisata dengan banyak pengunjung.
“Hari ini berusaha bangkit bersama setelah pandemi, dan kami juga berusaha untuk mengangkat potensi wisata di Malang bagian barat,” ungkap Bayu.
Selanjutnya, Purwoto selaku Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Malang mengatakan jika Kabupaten Malang memiliki 33 kecamatan.
Dan hampir setiap kecamatan memiliki wisata alam seperti waduk, air terjun, embung, dan potensi yang paling besar adalah pantai.
“Untuk pantai ini paling banyak di Malang bagian selatan. Namun baru ada 44 pantai yang sudah dikelola dan dijadikan tempat wisata,” ujar Purwoto.
Ia mengatakan dengan adanya harlah kali ini begitu luar biasa, karena dapat mendatangkan pelaku wisata untuk melakukan negoisasi.
“Untuk mendatangkan tamu wisata adalah dengan memperkenalkan produk-produk yang begitu menarik,” tegasnya.
Sementara itu, menurut Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur, Daniel Rohi mengatakan jika Malang ini sangat istimewa.
Karena di Malang memiliki beberapa destinasi wisata yang nyaris lengkap. Mulai dari gunung, pantai, danau, dan situs budaya.
“Dengan kehadiran para pelaku wisata semakin memicu untuk menggerakkan pariwisata. Tugas saya dan Pak Purwoto adalah menyediakan akses insfrastuktur dan regulasi,”ungkapnya.
Daniel juga menyebutkan jika regulasi desa wisata di Jawa Timur sudah diselesaikan. Sehingga, akan mempermudah desa untuk membangun wisata jika sudah ada payung hukum yang mewadahinya. (Jek)