Kediri (Jatimsmart.id) – Sejumlah wilayah di Kabupaten Kediri menghadapi ancaman krisis air bersih maupun kebakaran lahan di musim kemarau ini. Untuk itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tengah menyiapkan rencana untuk dropping air kepada warga di wilayah tersebut.
Menurut Saifudin Zuhri, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Kediri, terdapat 5 kecamatan yang paling merasakan dampak dari kekeringan ini. Meski begitu, dampak tersebut masih dalam level standard atau sedang.
“Lima kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Semen, Kecamatan Puncu, Kecamatan Plosoklaten, Kecamatan Grogol dan Kecamatan Tarokan,” ucap Zuhri.
Sebagai upaya antisipasi terjadinya kekeringan, Pemerintah Kabupaten Kediri juga akan membangun sejumlah sumur dengan kedalaman yang bervariatif. Selain itu bantuan dropping air bersih akan terus dilakukan ke sejumlah titik yang menjadi langganan kekurangan pasokan air bersih.
“Untuk tahun anggaran 2020, pengajuan untuk program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas ) telah disetujui dan semoga program ini bisa bermanfaat bagi masyarakat untuk penyediaan air bersih,” tutur Zuhri.
Selain mendapat ancaman kekurangan air bersih, beberapa wilayah di Kabupaten Kediri juga mengalami ancaman kebakaran lahan. Saat ini prioritas utama dari tim adalah lahan yang berada di lereng Gunung Wilis, utamanya sebelah utara. Untuk itu tim BPBD saat ini sudah mulai terjun ke masyarakat untuk melakukan sosialiasi pencegahan bencana alam tak terduga agar jika terjadi bencana masyarakat dapat melakukan antisipasi lebih dini.
“Tim BPBD jauh-jauh hari selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama yang masuk dalam peta kerawanan bencana. Dengan cara pendekatan personal langkah ini diharapkan efektif menyampaikan segala informasi agar dapat diterapkan oleh masyarakat,” pungkasnya. (ad/adv/kominfo).